Curi Semua Impianku, Aku Tidak Apa


Pict by Pinterest



Kalau di dunia ini ada seseorang yang senang ketika menjadi korban pencurian, itu adalah aku. Aku senang kamu mencuri senyumku, mencuri getaran di dadaku, mencuri hatiku, bahkan ketika kamu juga mencuri impianku.

Ketika aku bermimpi menjadi seorang mahasiswa kedokteran, kamu justru yang diperkenankan untuk menimba ilmu disana. Ketika aku bermimpi bisa ke luar negeri saat SMA, kamu yang justru terbang kesana. Ketika aku ingin mendapatkan banyak juara saat kuliah, kamu yang berhasil mewujudkannya. Ketika aku ingin lancar berbahasa asing, kamu orang yang pandai soal itu. Ketika aku ingin menjadi mahasiswa prestasi, kamu yang mendapat predikat itu. Ketika aku ingin ke Raja Ampat, kamu kemarin pulang dari sana. Ketika aku ingin berkeliling dunia, kamu ternyata sudah merencanakan itu semua. Intinya, seolah kamu benar mencuri impianku. Tetapi entah mengapa, justru aku suka melihatnya. Aku suka ketika impian itu berhasil kamu wujudkan juga. Aku suka ketika impian itu kamu wujudkan dengan nyata. Aku suka karena kamu yang  meraihnya, aku suka. Mengapa? Karena dalam dirimu ada aku juga. Ada doaku yang ikut terbang kesana.

Curi saja semua impianku, aku tidakpapa. Meskipun terlihat begitu curang, meskipun terlihat begitu menyedihkan, tapi aku suka. Aku suka impian-impian yang belum mampu kugapai dengan kedua tangan dan kakiku itu digapai olehmu. Seenggaknya, kamu bisa bercerita soal itu kan? Kamu bisa menceritakan bagaimana kehebatan tentara islam saat perang badar, kamu bisa menceritakan kekejaman israel ketika selesai berkunjung dari palestina, kamu bisa bercerita keagungan hagia shopia dari Turki, kamu bisa menjelaskan adat istiadat orang jepang ketika habis pulang dari sana. Katamu, semua menyenangkan, indah, dan ajaib untuk diwujudkan. Katamu, semua itu istimewa tetapi tak pernah lengkap jika si pemilik impiannya tak juga beranjak dari rumah. Aku hanya tersenyum, dan kamu justru tertawa melihatku yang sedang tak bisa apa-apa.

“Ayo, wujudkan impian itu bersama” katamu kemudian dengan tatapan paling serius.

“Menjelajahi benua? Bersama kamu? “ tanyaku memastikan.

“Iya, biar kamu bisa menulis cerita lebih indah lagi.” Katamu sembari tersenyum.

“Aku tak boleh kemana-mana sendriian, apalagi sama laki-laki” jawabku.

“kalau begitu ayo nikah dulu” katamu enteng.

Aku hanya terbelalak, menatap nanar seorang mahasiswa kedokteran yang wajahnya tak pernah menunjukan bahwa dia calon dokter.

“Aku ingin mengembalikan sesuatu yang kucuri, aku ingin melunasinya dengan mengajakmu melihat seisi dunia. “ katanya

Aku hanya diam. Menatapnya, kemudian menunduk tanpa kepastian. Kamu tetap tenang melihatku yang bingung, salah tingkah, tak bisa berkata apa-apa.

“Tak perlu dijawab, aku sudah tahu jawabannya. Kamu terlalu mudah ditebak.” Katanya sembari tertawa,

Komentar

Daftar Bacaan

Kiranya begitulah menjadi orang yang kucintai

Surat Tanpa Alamat

Pertanyaan yang disimpan

alasan-alasan membosankan saat mencintai seseorang

Aku Menunggumu, Tapi Tidak Selamanya

Kalau ada yang lebih indah dari intro payung teduh, mungkin itu kamu

Manusia Menyebalkan