Kiranya begitulah menjadi orang yang kucintai

Aku sangat menyesal mengapa tak lebih lama lagi aku memelukmu di hari itu. Kalau saja aku tahu pertemuan kita akan ditunda lagi kali ini, aku akan melakukan ritual paling menyenangkan sekaligus menyedihkan itu kemarin. 

Menghabiskan waktu di depan buku usang dan setitik tinta berwarna hitam pekat ini benar-benar menyebalkan. Aku selalu berusaha memilih kalimat paling indah untuk kukirimkan kepadamu. Tapi sebenarnya keindahan itu yang seperti apa sayang? Apakah ia yang selalu kulihat saat kedua tatap kita bertemu? Atau hanya berhenti pada kalimat sampah yang keluar dari tangan perempuan cerewet dan menyebalkan? 

Dari sudut pandang mana lagi aku harus menulis kamu? Bahasa rindu apalagi yang harus kugunakan? Karena aku sudah terlalu banyak menuangkan kata-kata di setiap perjalanan panjang kita, karena yang aku miliki juga tak lebih dari sehimpun kata-kata. 

Kubaca beberapa karya orang lain soal arti cinta. Atau hal-hal yang lebih rumit dari itu. Aku semakin ingin mengenalmu lebih jauh dari siapapun, kemudian mendalami setiap desiran ombak yang kau sembunyikan di bola matamu. 

Aku ingin terseret dalam arus yang kau ciptakan itu, menjadi buih paling menjengkelkan dan memiliki semua ingatanmu. Aku selalu ingin melihat lebih lama dan berpetualang dengan asyik di coretan perjalanan hidup yang kau buat. 

Setiap keterjagaanku, aku selalu ingin mengikutsertakan kamu. Kuarungi seluruh lelah dan kesalku, agar di  ujung perjalanan panjang dan lelah yang kemarin, aku bisa rebah ke pelukmu. 

Setiap kalimat yang kau baca ini, adalah kata-kata saja. Kalau kau mau lebih dari ini, berlarilah ke sini. Aku akan memberimu.... hidup. 

Di naskah novelku yang entah akan selesai tanggal berapa, aku selalu bertanya-tanya bagaimana caraku menjalani hidup setelah ini. Bagaimana cara kita berdua melewati setiap hal-hal tak terduga ini? 

Di malam yang panas di Semarang, setiap kali kau ingin menutup telfonmu, mengakhiri perbincangan kita dan mulai berusaha terlelap, aku ingin dunia berhenti saat itu juga. Lalu kulontarkan pertanyan klise perihal perasaanmu padaku. Semata agar aku tetap mendengar dari mulutmu sendiri bahwa masih ada yang menyayangiku seperti ini. 

Menyedihkan kadang kalau diingat. Tapi kehidupan mana yang tidak menyedihkan? Semua manusia punya sedihnya sendiri sampai ia mati. Aku hanya berusaha menjalani tugasku. Kemudian mengucapkan doa sebelum tidur dan tenggelam dalam berisiknya pikiranku setiap malam. Aku selalu berpikir dan berandai-andai, bagaimana kalau aku bisa pergi ke masa depan, atau aku bisa pergi ke masa lalu. Apakah semua akan berubah? Apakah aku masih tetap kau cintai atau bahkan lebih besar daripada semua definisi 'besar' di dunia ini? Aku sayang kamu. Aku sayang kamu. Aku sayang kamu. Aku sayang kamu dan aku mencintaimu dengan cara yang kekanak-kanakan seperti ini. 




Komentar

Daftar Bacaan

Surat Tanpa Alamat

Pertanyaan yang disimpan

alasan-alasan membosankan saat mencintai seseorang

Aku Menunggumu, Tapi Tidak Selamanya

Kalau ada yang lebih indah dari intro payung teduh, mungkin itu kamu

Manusia Menyebalkan