Cerita
Kalau mau lihat islam tuh jangan lihat aku, tapi lihat alqur'an, lihat Rosulullah SAW kayak gimana, lihat Fatimah Azzahra, lihat Aisyah R.a, Lihat Abu Bakar, lihat Umar Bin Khattab, Lihat orang-orang hebat itu, jangan lihat aku. Katanya, islam itu agama yang penuh berkah ya? iya beneer banget. Kenapa? Karena semua komponen dalam islam itu punya peran dan filosofi kebaikan sendiri-sendiri. Dalam artian, Allah tuh nyuruh kita melakukan sesuatu pasti ada alesannya. Contoh, seperti sholat, puasa, zakat, haji, dan lain-lainnya itu kan kalau dipikir-pikir juga baik buat kita kan? Tetapi banyak banget dari orang islam sendiri yang nyepelein itu. banyak yang semena0mena sama perintah Allah termasuk aku. jadi, kamu jangan lihat islam dari aku, karena aku jauh dari kata baik, cuman kalau kamu mau belajar islam kayak gimana, ya gapapa, yuk kita belajar bareng aja.
Aku tahu, kamu pasti heran dengan kelakuanku yang cress sama pakaianku. Yah, tapi gini, daripada aku melanggar semua perintah Allah, lebih baik aku tetep menjaga identitasku sebagai muslim kan? Aku pakai jilbab lebar pakai gamis atau pakai mukena pun itu komitmenku sendiri. Perkara kelakuanku yang ga sesuai sama ekspetasi para ukhty-ukhty juga itu juga udah beda urusan. Karena semua orang itu punya cara bahagia masing-masing kan? Semua orang punya pandangan hidup masing-masing. Aku paham kalau semua hal yang kamu lihat di diriku itu kadang membuat geleng kepala. Kok bisa yah, orang kayak aku ngelakuin sesuatu yang menurut oranglain ga bener? yah, bisa dong. Aku juga manusia kan.
Jadi, yang perlu kuperbaiki disini adalah sudut pandang kamu mengenai aku dan mengenai islam itu sendiri. Aku itu masih dalam tahap tertatih, masih dalam fase memperbaiki diri. Sering banget merasa tak bisa apa-apa. Ilmu dunia ga bisa, ilmu akhirat ga punya, dan ilmu-ilmu lain yang sebenarnya dangkal banget tapi tetep aja aku buat pegangan biar aku ga jatuh kalo sedang insecure. Tapi semua itu butuh proses dan kita ga boleh menjatuhkan atau menjudged oranglain dengan sesuatu hal, karena bisa jadi orang tersebut punya alasan untuk melakukan itu.
Semakin dewasa, aku juga semakin toleran dengan banyak hal. Tidak melulu kaku akan sesuatu, tidak melulu berambisi akan keinginan diri, tidak mau memaksa juga, intinya yah aku hidup seperti orang hidup kebanyakan. Karena yang kucari di dunia ini juga apa sih? Ridho Allah kah? Atau apa?
Kadang aku juga lupa, kayak orang tuh ga melulu jadi protagonis atau antagonis. Semua orang punya baik dan buruknya masing-masing. Bisa jadi, orang yang menurutmu baik, ternyata menurut temanmu ga baik. Tergantung sudut pandang orang yang melihat kan? Kita pun juga ga melulu bisa bersikap sama ke semua orang. Kita juga punya topeng sendiri-sendiri ga sih? Ketika sama A yaudah kita kelakuannya A. Ketika sama B yaudah kita kelakuannya B. Jadi, ketika aku menginjak umur 19 tahun aku mulai berhenti menokohkan seseorang. Aku berhenti menjadikan orang itu sebagai nenek sihir, atau bidadari, atau pangeran berkuda, atau tokoh lain seperti ibu peri. Yah, karena dunia tidak seajaib disney ternyata. Semua yang ada di bumi tidak sesederhana dicium pangeran kemudian bisa hidup kembali, engga sesederhana memakai sepatu kaca terus jadi cantik jelita. Tidak sesederhana itu.
Makanya, aku belajar banyak hal. Banyak sekali di dunia ini yang harus aku cut dan aku gandeng. banyak di dunia ini yang ingin aku hilangkan. perasaan-perasaan negative contohnya, overtingking, dan panikan. Banyak banget hal yang ga baik mulai bertengger hebat di kepalaku. Tetapi yasudah lah. Ini juga salah satu pemberian Allah kan?
sejujurnya, aku takut sendirian. Aku takut kehilangan teman, aku tkaut kehilangan orang yang kusayangi, aku takut kehilangan sahabatku, kehilangan kucing, bahkan aku pernah takut kehilangan gigi susu ku waktu kecil. Anehnya, kenapa aku ga pernah takut kehilangan uangku buat beli siomay di perumda? :(
Ada banyak sekali ketakutan-ketakuan yang muncul waktu kita udah beranjak dewasa. Ketakutan itu kalau dipikirin akan semakin buat pusing. Aku juga ga bisa terus-terusan diam ga berbuat apa-apa. kan aku juga punya kaki dan tangan buat bergerak mengejar semuanya.
Saat mata kuliah matematika contohnya. Aku terpukau banget sama dosenku yang namanya Pak Priyo. Dia keren banget dengan semua kecerdasan serta wawasannya yang luar biasa. aku juga sangat kagum dengan penyampaiannya yang seolah paling tahu tentang fisika dan matematika. Aku tuh kagum sama orang yang pinter ngitung, tapi kenapa aku susah sekali kalo disuruh ngitung sendiri.
Berikutnya adalah masalah produktivitas. Aku suka sekali membuat ruang diskusi. Suka menulis dan membaca. Tetapi entah mengapa aku merasa semua yang kulakukan itu tidak produktif sama sekali. Kadang aku bangun siang pas kuliah. Biasanya aku rajin solat qiyamul lail sekarang jadi jarang, biasanya aku bangun sebelum subuh terus mandi dulu. Tapi gara-gara aku begadang sampe malam akhirnya aku bangun pas subuh aja.
Sebenarnya yang salah itu diri sendiri kan? Iya aku tahu. Tapi aku capek banget nyalahin diri sendiri yang kayak gini. Aku capek nyalahin usahaku sendiri buat belajar yang berakibat aku ga punya apa-apa. Apalagi kalo aku sedang ada diskusi sama kakak tingkatku. Ya Allah, seolah kebodohanku mulai menjerit. Mereka bisa sedetail itu dan sekeren itu dalam menyampaikan sesuatu. Sedangkan aku yang udah belajar juga ga bisa ngomong apapa. Merasa paling cupu sedunia. Merasa ga pernah bisa mengejar apapun. Merasa paling bego. Sering banget pengen pindah badan jadi jeruk aja yang bervitamin C. Atau kalo boleh pengen jadi Mbak Afifah aja. hedeeh, ga bisa ga bisa.
kemudian komitmen. Aku juga heran sama diriku sendiri. Udah komitmen buat nulis blog seminggu sekali, atau buat podcast dua minggu sekali, atau baca buku 1 buku satu minggu, atau baca jurnal tiap hari, dan itu semua hanyalah komitmen yang kupermainkan berkali-kali. gubrak!!!!!!!!.
Aku pengen bisa punya public speaking yang bagus. Pengen tahu juga tentang teknologi ini itu, pengen paham tentang semua sensor di muka bumi. Pingin jadi fisikawan atau matematika yang kece gitu. Tapi kayaknya semua itu ga bisa kewujud kalau aku cuma bilang pengen aja.
Aku dulu seriing banget buat komitmen gitu sama diri sendiri. Sesederhana kalau abis dhuhur aku baca buku minimal satu lembar aja. Toh sekarang berhasil kan? Aku suka baca buku. Tetapi pas kuliah tuh, ih asatagaaaaa kalau mau me time adaa aja yang mengganggu dan itu ga papa deh.
Seharusnya aku bukan menyalahkan oranglain yang mengganggu kan, tetapi harus lebih pandai memanagemen diri sendiri, karena yah kita ga bisa mengendalikan oranglain tapi bisanya mengendalikan diri sendiri.
Aku juga sering pengen punya kekuatan naruto seribu bayangan gitu. Semuanya terasa bisa kupegang kendali. Satunya forkat, satunya kuliah, satunya belajar, satunya ngikut organisasi, dan yang asli bisa rebahan di kosan sambil scroll beranda ig. Oh dunia ini terasa begitu indah. tetapi naruto ga bakalan mau berikan kekuatan itu ke aku, kalo cuma rebahan aja yang menjadi alasanku.
Gilak, aku cuma pengen bisa belajar. Belajar. Belajar. Belajar dengan bahagia suka cita uwu banget gitu tetapi kenapa ga bisaaa? Dan bodohnya, aku ngerasa nulis tuh kayak ada orang yang dengerin segala tindak tanduk hatiku yang berantakan kayak gini. Jadi aku ngomong sendiri ngomelin diri sendiri ya lewat tulisan ini. Semisal "Ya Allah shel, lebay banget lu sumpah. Gausah terlalu overthingking napa seh! nananana" Kenapa sih kanapa? kenapa aku tu sebenenrnya? wkwkwk heran juga, tapi gapapa. Aku sebenernya juga sedang cari topik buat podcast tapi bingung mau bahas apa karena hidupku hari ini sudah cukup bahagia.
Segini dulu kalik yah. Ceritanya. Besok atau kapan gitu aku sambung lagi. Ini aku nulis di semarang, pas agak mendung gitu. Yah siapa tahu suatu hari kamu buka ini pas tahun 2025 kan.. wkwkkwk jadi inget masa cupu kamu nanti.
Selamat beraktivitas ya bukkk
Salam dari dirimu sendiri di masa lalu.
Komentar
Posting Komentar
Tinggalkan jejak di sini yuk!