alasan-alasan membosankan saat mencintai seseorang
Saat pertama kali teman-temanku tahu aku pacaran dengan Regar, mereka mungkin berpikir bahwa aku hanya terobsesi dengan salah satu followerku yang sama-sama suka anime. Meski salah satu alasannya juga itu, tapi ada beberapa alasan lain sebenarnya.
Aku gengsi mengakui kalau dia lucu bahkan sebelum jadi milikku. Tapi ya begitulah. Tidak ada alasan untuk aku bilang lucu karena kelucuan tidak boleh disematkan kepada laki-laki asing. Tapi kemudian, tiba-tiba saja dia jadi milikku. Aku gembira saat tahu kalau orang yang sering lewat di story instagram itu menjadi orang yang pesannya kusematkan sampai hari ini. Dan menelfonku tiap hari. Soalnya kalau tidak ditelfon aku ngomel-ngomel kayak kucing.
Aku pemalas dan gengsi mengakui di depan orang-orang kalau aku ini sangat menyukainya, aku yang selalu bilang kalau dia itu orang yang menyebalkan, dan aneh. Tapi lebih dari itu, aku senang karena pikirannya seperti pikiranku tapi versi lebih jahat. Tak masalah sebenarnya (bukan berarti aku menyukai penjahat) tapi aku senang melihat laki-laki yang tidak terlalu menebar rasa sedihnya dimana-mana.
Dan dia seperti itu.
Kita pacaran dengan sangat santai. Meskipun kita menjalani hubungan LDR, aku tidak merasa khawatir soal apapun. Ketenangan dalam berhubungan ini yang mungkin membuatku jadi lebih mencintainya. Dia juga tak sekalipun dengan sengaja membuatku cemburu. Ya, soalnya aku tipe perempuan yang sekalinya dibuat cemburu, aku tidak segan-segan memenggal kepala orang itu, HAHAHAHAHAA SIAL!'
Dia tidak memaksakan banyak hal. Dia juga tetap mencintaiku saat aku jelek. Dia bahkan masih tetap mencintaiku meskipun di dunia ini kerjaanku hanya bernapas. Dia orang yang seperti itu, makanya aku sangat bahagia.
Kalau hal-hal lain yang menyebalkan itu, ada banyak hal yang dia tidak tahu dan itu terkadang menyebalkan. Dia juga mudah marah kalau lapar, aku pun juga gitu. Aku juga marah-marah dan menangis sambil membuat skenario sedih di kepalaku. Makanya, kita selalu makan dulu kalau mau ketemu. Meminimalisir hal-hal merepotkan yang sebenarnya berasal dari "kelaparan".
Meskipun acara ngedate kami tidak jauh-jauh dari Gramedia (heuww), tapi setidaknya itu sedikit menyenangkan karena aku juga suka buku-buku. Atau kenapa setiap kali ketemu, aku selalu mengajak makan ayam? Dan kenapa setiap kali mau ketemu, dia selalu banyak kerjaan yang berakibat ngedate sambil membawa kerjaan? Tapi aku perempuan yang suka bersikap "Yaudah kalau gitu" karena kerjaan dia menggambar, sedangkan aku suka melihatnya menggambar. Sesekali dia juga melirikku sambil memasang muka mirip kambing dan aku mengembik karena tidak diperhatikan. Tapi setelah itu, dia membelikanku banyak makanan, jadi aku malas untuk marah. Begitu mudahnya meredam amarahku.
Saat mau ketemu, dia sering ketiduran dan aku sangat-sangat-sangat-sangat-sangat marah. Tapi tidak pernah berlangsung selama 1/2 jam. Paling beberapa menit kemudian aku memafkan. Ya mau bagaimana lagi, dia tukang tidur dan aku tukang marah. Kita mengerjakan jobdesk masing-masing. Tapi aku sebenarnya juga tetap kesal.
Tapi aku mencintainya, persetan definisi cinta itu apa dan seharusnya bagaimana. Aku tidak tahu apa aku bisa merasakan hal yang sama kalau aku bersama dengan laki-laki lain atau tidak, tapi kurasa tidak. Entahlah.
Indah sekali ya kisah cinta orang orang
BalasHapus