Cinta selalu datang terlambat

            


        Cinta selalu datang terlambat. Kalau kata Puthut EA dalam bukunya, "Cinta tak Pernah Tepat Waktu". Itu sama halnya ketika aku mengerjakan tugas gambar teknik. Cinta selalu menemukan kesialan-kesialan sendiri. Kadang aku berpikir, bagaimana ya caranya orang di belahan bumi sana bisa hidup dengan kisah cinta yang indah? Apa sebenarnya keindahan itu tergantung sudut pandang kita saja? Apa cinta itu cuma bisa kita rasakan saat semua benar-benar telah siap. Tapi jauh sebelum itu, cinta itu apa? Apa saat aku melihat tatapan mata seseorang dan aku menyukainya itu cinta? Apa saat aku ingin memeluk ibuku erat-erat itu juga cinta? Apa ketika aku menangisi cowok anime yang mati itu juga cinta? Apa saat aku menangis cemburu itu juga disebut cinta?

            Pukul 6.54. Aku bangun tidur karena digedor-gedor oleh ibu kos. Dengan mata yang melotot sambil ngomel-ngomel, ia tidak terima kalau aku tidur sambil menghidupkan lampu, juga musik. Oh, iya ditambah kipas angian jelek yang sudah tidak bisa bergerak memutar. Aku bangun dengan keadaan setengah sadar karena terkejut. Kemudian merasa linglung. Melihat jam yang ternyata masih ada beberapa menit, aku langsung bersiap-siap dengan tergesa-gesa ke tempat fotokopi. 

Jilbabku aku ikat ke belakang dan bergegas menyalakan motor untuk ke fotokopi. Aku lupa, motorku memang susah sekali dihidupkan. Berkali-kali aku coba tidak bisa hidup. Aku cek bensinnya juga masih banyak. Deg-degan dan panik. Aku benear-benar kehilangan akal. Berkali-kali mencoba menghidupkan lagi sampai percobaan ke-17, baru motor menyala dengan brengseknya. 

Tempat fotokopi yang bisa ngeprint kertas ukuran A0 hanya ada 3 di daerah dekat kampus. Sialnya, aku kebetulan bersamaan dengan anak-anak dari jurusan arsitektur yang (mungkin) juga sedang sama paniknya denganku. Aku menunggu antrian dengan hati deg-degan. Tujuh menitku yang berharga hanya kugunakan untuk menunggu. Sampai akhirnya tiba giliranku, aku langsung cepat-cepat mencolokkan flashdisk ke komputer. Sial!! Kenapa tidak bisa connect! Aku lepas dan aku copot berulang kali tapi tidak bisa connect juga. Lantas, aku meminta bantuan mas-mas penjaga fotokopi tersebut.

“Flasdiskmu sudah rusak itu mbak.”

Jantungku copot. Oh belum, aku masih hidup dan masih deg-degan.  Mampus! Tugasku gambar teknik ada di sini. Aku langsung cepat-cepat membuka laptop. Bermaksud mengcopy ulang file ke flashdisk yang disediakan di fotokopian. Langsung kutekan tombol power di laptop Ryzen 3 milikku. Layar menyala, tapi bukan seperti biasanya. Anjir! Laptopku ternyata mengupdate ulang. Ada gambar loading di tengah-tengah layar yang seluruh warnanya biru. Aku hampir mengeluarkan kata-kata kasar. Ah! Anjir! Kenapa dari tadi masih 5% terus!

Mukaku masam. Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 7.08 wib, dan laptop sialan ini masih mengupdate ulang sampai 10% sekarang. Kali ini aku hanya pasrah. Pasrah dengan keadaan. Pasrah hingga laptopku mengupdate sampai 100%. Menunggu. Menunggu. Menunggu. Menunggu ketidakjelasan. Laptop sialan!

Laptop menyala. Langsung saja aku menuju file gambarku. Aku copy ke flashdisk dan kucopot lagi flashdisk itu dari laptop sialan ini. Kucolokkan flashdisk di computer lagi. Bisa. Wah, akhirnya bisa juga, jujur aku ingin menangis sekencang-kencangnya. Kemudian aku langsung klik file dan print.

“Mbaknya mau ngeprint A0 ya?”

“Iya Mas. Kenapa ya?”

“Pakai laptop sebelah. Yang itu nggak bisa.”

Aku mengumpat dalam hati. Kenapa masnya nggak ngomong dari tadi sih!

Gambarku perlahan keluar dari mesin print berukuran besar. Tapi sebentar, seperti ada yang aneh dari gambar yang aku print. Anjirlah, ternyata itu gambarku yang belum kurevisi. Aku mengumpat dalam hati, mengulang lagi mencari gambar yang sudah jadi di laptop. 

Ketemu. File berjudul "Gamtek paling fiks dan revisi terakhir bismillah" sudah kutemukan. Aku ngeprint lagi. Menunggu dengan cemas mesin print yang pelan-pelan mengeluarkan kertas ukuran A0 di sana. 

Tapi jam sudah menunjukkan pukul 07.13. Aku langsung bergegas menggulung hasil gambarku, kemudian menuju  tempat pembayaran. Ternyata tidak ada kembalian. Hah! Siaaal!! Mas-mas fotokopi menyuruhku menunggu sejenak untuk menukarkan uang. Tidak lama, kembalian sebesar 60 ribu diberikan kepadaku. Aku langsung bergegas menyalakan motorku. Tidak bisa. AAAARGH! Kenapa harus sekarang sih rewelnya! Karena kebingungan,  aku bilang ke mas-mas fotokopi untuk nitip motor sebentar, kemudian aku langsung lari secepat yang kubisa ke kampus. Tentu saja aku sengaja menerobos kampus politeknik yang berada di tengah-tengah kampus agar tidak berjalan memutar. Kulihat bapak satpam kampus ini berdiri melihatku. Mungkin agak aneh melihat mahasiswi yang tergopoh-gopoh dengan kertas panjang yang digulung. Tapi aku tidak peduli.



            Pukul 07.30 dan aku terlambat. 

Ya, aku terlambat mengumpulkan tugas di meja Pak Dika. Semua selesai dan aku harus mengulang mata kuliah ini tahun depan. 

        Ya, begitulah hidup kadang-kadang. Menyebalkan, ceroboh, membuat cemas, penuh khawatir, ingin menangis, dan perjalan panjang  yang sia-sia. Sama halnya dengan kisah cinta yang aku jalani sebelum ini. Isinya penuh dengan gagal dan sial. Mungkin karena aku yang bodoh, atau entahlah. Kadang kita hanya perlu membuat semua yang telah terjadi menjadi mozaik yang bisa jadi komedi di kemudian hari. 

"Minta alamat kantormu boleh? Aku mau kirim bunga."

"Enggak boleh."

Dia tau aku suka bunga. Dia tau cara membahagiakan aku. Dia tau. Tapi baru melakukannya saat semua sudah terlanjur begini. Sudah terlanjur berantakan dan aku tidak (pernah) ingin kembali. 

Sementara, di sisi lain..

"Ini, hadiah dari Bali yang dulu aku janjiin. 2 tahun lalu, aku belum sempat ngasih ke kamu."

"Ya, karena kamu jadian sama orang lain di Bali kan? Romantis sekali, aku sampai mual."

"Maaf ya..."

Orang-orang lebih suka merasa menyesal dibandingkan membuat hal-hal baik di hari sebelumnya. 

"Kamu mau cerita nggak, hari ini ngapain aja?"

"Nggak."

Kalau yang ini mungkin baru sadar kalau aku butuh tempat untuk menyalurkan beberapa cerita. Ya, begitulah.  Orang-orang selalu berusaha kembali menjadi baik saat semua sudah tidak bisa diperbaiki. 

Padahal, ada beberapa hal yang kita perlu belajar, bahwa tidak semua orang berhak memiliki  kesempatan kedua. Tidak semua orang bisa memaafkan setelah diberi luka. 


Komentar

Daftar Bacaan

Kiranya begitulah menjadi orang yang kucintai

Surat Tanpa Alamat

Pertanyaan yang disimpan

alasan-alasan membosankan saat mencintai seseorang

Aku Menunggumu, Tapi Tidak Selamanya

Kalau ada yang lebih indah dari intro payung teduh, mungkin itu kamu

Manusia Menyebalkan