BINGUNG



Dari semalam aku sebenarnya sangat bingung. Mungking efek dari PMS mungkin juga karena memang aku sedang berada di posisi yang kurang menyenangkan. Aku gelisah sekali. Setiap waktu. Setiap kali berpikir atau bahkan ketika sedang tidak memikirkan apa-apa. Setiap kali mau makan, setiap selesai makan, setiap melihat komedi, atau ketika melihat mbak-mbak sedih di tiktok, setiap naik motor, setiap kali salting ketika berhenti sendirian di lampu merah. Banyak sekali yang membuatku gelisah. 

Aku takut sekali. Aku takut kalau aku nggak bisa. Tapi aku tau aku pasti bisa. Tapi tetap saja aku takut. Ah, siaal! 

Saking takutnya aku, kemarin berusaha membaca buku yang membosankan tentang stoic. Jujur saja genre yang seperti itu kurang menarik minatku. Aku tidak pernah merasa harus membaca buku self-improvement yang setiap kali membaca aku selalu disalah-salahkan dan dituntut untuk menjadi wanita super yang sukses. Aku benci disuruh-suruh sama orang lain (kecuali ayang). Tapi, karena mentok banget dan tidak tau apa yang harus aku lakukan, aku berinisiatif membaca buku itu sampai beberapa ratus halaman. 

Ya, menarik dan bagus memang. Tapi tetap saja ketakutan dan rasa gelisah yang mengganggu ini belum hilang. Aku mencoba belajar supaya ketakutanku lebih reda. Tapi bukannya reda, ketika melihat rumus-rumus menyebalkan itu perutku berasa langsung mual. Ya rabb, kalau boleh memilih, aku mau jadi bakwan aja. 

Pagi hari. Semuanya berjalan seperti biasanya. Aku benar-benar menghindari lagu-lagu sedih di playlist spotify (yang ga premium) milikku. Aku merasa harus punya kekuatan positif supaya aku tidak melulu khawatir dan cemas sama apa yang harus kulakukan di depan. Hari ini, aku hanya akan melakukan apa saja dan tidak berharap apapun. Kalau ada yang buruk atau kesalahan yang terjadi ke aku ini, aku akan memaklumi dan memaafkan. Ya, nggak papa kalau aku nggak bisa atau dimarahi orang lain karena aku tolol. Sumpah nggak papa. Nggak papa ya? bener? 


Anjir!!! Papaaaa!!!!! Aku takut!


Banyak sumpah serapah yang keluar tapi kutahan karena aku harus menjadi wanita yang berbudi luhur. Tapi mau bagaimana lagi? Kenapa rasa cemas ini bikin aku bahkan tidak nafsu makan (biasanya abis 2 piring, hari ini 1,5 piring). Bahkan sering uring-uringan dan ingin menangisi kucing di depan gerbang kost ku. Aku mau jadi kucing. Aku mau jadi sop buah. Aku mau jadi seledri, atau apa saja asalkan aku nggak diposisi ini. 

Tapi, orang-orang bilang aku harus belajar banyak. Salah satunya dengan cara begini. Sebenarnya juga aku sering ada di posisi seperti ini dulu. Tapi aku tetap saja merasa takut. Mungkin karena aku belum siap. Mungkin orang-orang dewasa juga merasakan ini (?). Ya, kata orang kan dewasa ditandai dengan gigi bungsu yang sudah tumbuh. Dan.. gigi bungsuku tumbuh kemarin. Jadi aku sudah dewasa. Waw, selamat datang di kenyataan!

 

Komentar

Daftar Bacaan

Kiranya begitulah menjadi orang yang kucintai

Surat Tanpa Alamat

Pertanyaan yang disimpan

alasan-alasan membosankan saat mencintai seseorang

Aku Menunggumu, Tapi Tidak Selamanya

Kalau ada yang lebih indah dari intro payung teduh, mungkin itu kamu

Manusia Menyebalkan