Kau, Aku, dan Yogyakarta
Saat itu, aku ingat betul betapa kamu mengernyitkan dahi karena terik matahari. . "Darimana? " katamu memecah lamunanku. "Dari rumah, eh.. Maksudku dari wonogiri.. Mm bukan. Tapi dari Ponorogo" ujarku gugup.
Ini namanya gempa bumi pribadi. Huf, entah se-bego apa aku di matamu. .
.
Tetapi, ternyata tidak buruk juga. Kamu justru tertawa, menutupi gelisah perihal bodohku. Entah karena kasian, atau... Atau jangan-jangan... Ah dasar hati yang GR nyundul gunung. Aku tak banyak bicara, mendengar kamu bercerita tentang yogyakarta rasanya sudah cukup ramai. Iya, ramai sekali di hati.. Padahal kata-katamu lembut tak berperi. .
Kamu tersenyum padaku, aku yang sendari tadi sibuk menghayal.. Langsung clingukan memandang lekukan itu. Astagfirullah... Rasa-rasanya aku ingin segera bertaubat. Selalu saja mengeluhkan perjalanan jauh ke jogja.. Tanpa memikirkan kalau ada yang indah di dalamnya. .
"Bagaimana denganmu? " sebuah tanya yang bagiku telah mewakili "Aku akan melamarmu" .
Aku berusaha mengatur nafas. Menjelaskan sesuatu yang baik-baik saja. Yang normal layaknya manusia lain. Aku berusaha membuat semuanya seperti orang kebanyakan.. Sampai pada waktu itu.. Langit sama sekali tak menyepakati perasaanku. Tiba-tiba mendung. Hujan. Yah, akhirnya kamu berhenti berjalan, kemudian mengajakku berteduh di teras ruko.
Kamu basah kuyup. Tetapi dimataku, kamu sedang dalam keadaan keren.. Se-keren.. Kerennya menjadi manusia.
Air itu mengalir di pipimu. "Kita berteduh dulu disini ya" katamu. "Eh, iya" jawabku. .
Lantas kamu mulai mendengarkanku mengoceh tidak jelas. Kamu menanggapi setiap apa yang kuucap. Lantas bagaimana? Apa aku bahagia sekarang? Belum. Ini belum dimulai. .
Seorang perempuan tiba-tiba datang dengan wajah tidak enak dilihat. Kemudian, kamu.. Dengan wajah terkejut segera menghampiri perempuan itu. Kamu meninggalkanku tanpa pamit kala itu. Kulihat, tanganmu menarik perempuan itu menjauhiku.
Biar kutebak, dia pacarmu bukan? .
.
Beberapa hari setelah aku pulang. Tiba-tiba saja ada pesan whatsapp . .
.
"Shel, aku menunggumu di jogja".
Sebuah omong kosong tak bermakna. Hey, apa aku harus ke jogja kembali agar aku bisa melihat perempuan itu menghampirimu lagi? Mampus-mampusnya aku malah dijambak oleh dia.
Aku menghela nafas dan meletakkan ponselku di sofa. Oh tuhan, mengapa cinta itu tidak semudah trigonometri?? Eh, trigonometri susah njir. ..maksudku kenapa laki-laki itu begitu masyaalllah, untuk perempuan kemarin yang astagfirullah? Tidak adil sekali.
Ketika aku sibuk meratapi nasip sebagai jomblo kasta tertinggi, tiba-tiba saja ada kucing yang sedang bertengkar.
"Shel, kucingmu bertengkar itu lo.. Kok kamu yang galau malahan? " terdengar suara dari belakangku.
"Diaam kaaau dasar kuceeng!!!! !" Teriakku kasar tanpa menoleh ke belakang.
.
Sejenak, tak ada suara yang ku dengar lagi. Karena penasaran, aku menoleh ke belakang. Masyaallah Ya Robb... Ampuni dosa hamba yang ngata-ngatain guru hamba seperti kucheng.... Astagfirullah... Aduh tatapannya bikin takut. Aku kikuk melihat dia dan..
"Besok ada acara reuni angkatan 32 di SMA, kamu ikut tidak nduk? " katanya mengalihkan topik pembicaraan (mungkin).
"Oh tentu pak, saya pasti ikut.. Nan.. Nanti.. Ssaya bakkalan anu.. Dateng kok pak.. " jawabku sambil cengar-cengir tak karuan.
"Iya, bapak tadi cuma mampir kok" ujar pak Heru kemudian sambil berlalu meninggalkanku.
Setelah kulihat punggung beliau yang menjauh, aku langsung berlari menuju kamar dan meratapi kegoblokan unfaedah yang kulakukan tadi.
"Jadikan aku yang kedua, buatlah diriku bahagia..
Walaupun kau, takkan pernah.. "
Dering telfonku mengganggu kegalauanku sedikit. Kulihat nama di layarnya "Kamu". Serentak aku kaget.. "Allahumma bariklanaa fiima rozaktana.." ini manusia kenapa juga nelfon. Aku reject apa trima ya.. Eh, kalau aku terima jangan-jangan ini yang nelpon pacarnya gitu. Aduh mampus kau maemunah.. Bakalan kena labrak padahal deket aja belum.. Dasar nasip perempuan buriq yang ga mampu beli sekinker.
Akhirnya, jemariku memutuskan untuk menolak lagi. .
Tetapi, selang beberapa detik..
"Jadikan aku yang kedua, buatlah diriku bahagia.."
Astagfirullah ini nada dering telfon juga ngece banget ya. Aku reject lagi. Nelpon lagi. Reject lagi. Nelpon lagi. Reject lagi. Gitu aja terus sampe dering telponku auto ganti jadi lagu "Direject . Direject.. Direject ajaah.... Direject.. Direject.. Direject.. Ajaah... Pacar yang tak setia.. Gausah ditanggapin... Dimaafin malah nyakithiiien"
eh, astagfirullah kenapa malah menghayal ke lagu dangdut sih.
Getar yang keberapa kali ini ternyata isinya pesan whatsapp
"Shel, kenapa tidak dibalas? Kenapa tidak diangkat? "
Asholaatukhoirumminannaauuuuum... ..... Ya Allah, manusia ini imut sekali bikin hatiku berantakan menjadi debu sejuta kerinduan.
Aku mikir dua belas kali. Kira-kata yang cocok dan agak kece serta sedikit cuek gitu apa ya.
"gpp" eh jangan deh terlalu alay. Aku hapus lagi. "Enggapapa kok🙊" mm apa ini aja ya. . Terus ditambah emot gitu. Eh, maemunaah kenapa malah mikir emot sih.. Kelamaan.. Ini juga masa dikasih gambar emot monyet.. Ih, jijik. Yaudah fiks aku kasih "Enggapapa ko.. " belum selesai menulis ternyata sudah ada panggilan masuk dan tidak sengaja aku angkat.
Aku membisu, menelan ludah. "Mampus aku.. Mampus ini gimanaaa?" ujarku dalam hati.
"Assalamualaikum, shely.. Hey akhirnya diangkat juga.. Apa kabar?"
Ujarnya seperti tak memiliki dosa.
Aku gugup, denyut jantungku mungkin sudah selaras dengan suara diesel.
"Wa.. Waalaikumsalam wrwb. Baik, ehe" ujarku.
Eh bentar.. Itu tadi kenapa ada tambahan kata "ehe" di akhir?! Hue.. Dasar aku!
"Hahaha, kamu sebenarnya ada tekanan hidup apa? Sampai telfonku kamu tolak, pesanku engga kamu balas?"
Aku bingung, serasa tertampar oleh sejuta kerinduan.
"Eng.. Enggapapa tadi masih sibuk, mandiin kucing. .eh" jawabku belepotan.
"Wah, kamu mandiin kucing? Hahaha kamu itu masih sama saja ya. Oh iya, sekarang sibuk apa?... "
Dan begitulah hingga percakapan mengalir dengan sendirinya. Hingga pada akhir percakapan,..
"Minggu depan, kalau kamu tidak ke jogja.. Aku yang akan menjemputmu kesini. " ujarnya tiba-tiba.
"Lho? Kok gitu? " jawabku kaget.
"Iya, jadi kemarin sebenarnya aku ingin mengenalkanmu pada kakak perempuanku. Tetapi, karena hujan itu, belanjaan kakak basah semua dan dia lagi badmood. Jadi aku langsung membawa dia menjauh karena kalau dia marah tuh biasanya sering teriak-teriak di keramaian. Bikin heboh se pasar nanti.. Haha" ujarnya.
Degggg!
"Oh jadi yang dulu itu kakakmu? " Tanyaku memastikan.
"Iyaa shel. Dia kakakku, kamu engga lihat wajahnya mirip sama aku? Haha. Minggu depan. Bilang sama bapak ibumu. Ada orang jogja yang mau datang ke rumah. Mau nglamar anak perempuannya. Assalamualaikum shel" ujarnya tiba-tiba menutup telepon.
Aku terpaku. Lho? Ini lelucon apa? Apa ini halusinasi seorang yang udah kelamaan jomblo atau gimana? Aku masih tidak percaya kalau ini benar-benar suara kamu. Ja. . Jadi.. Kamu mau ke rumah? Nglamar anak perempuan bapakku? Eh, bentar bapakku punya dua anak perempuan. Satunya aku... Satunya masih bayi. Eh, berarti dia nglamar aku? Astagfirullah... Eh alhamdulillah.. Eh, ini beneran apa engga. Eh bentar liat tanggalan ini bulan apa. Eh, ini bulan januari... Engga mungkin aprilmop.. Apa ini prank kek yang di youtube itu ya? Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa... .... Ya Allah ini gimana ceritanya...aku bahagia pengen salto ini. ......
Seminggu kemudian...
Benar saja.. . Rombongan keluarganya dateng ke rumahku.
Dan......
Untuk cerita selanjutnya... Nanti kalau aku lagi mood ya....
Soalnya aku mau siap-siap dulu. Aku belum mandi soalnya.. Ehe
Ah dasar saudara cute girl ehe, 🤣.. ngmng" itu kenapa nama saya dibawa" ya *Maemunah*😑
BalasHapusMaaf cuteboy, keceplosan biasanya kalo ngomong ama temen gitu... Astagfirullah
HapusSelera humormu ketauan shel wkwkwk :v
BalasHapusaku ga tahan mo salto emang kalo kek gitu mah.. 😆
Hapus