Bukan Desember Kelabu
Pagi, akhir tahun, Desember yang baik, dan pertemuan panjang dengan banyak orang asing. Belum pernah aku merasa hidupku begitu tertata seperti ini. Mengerjakan sesuatu sampai lupa waktu, berbincang dengan teman baru, membaca buku dengan genre yang berbeda, keluar rumah dan melihat sekeliling dengan perasaan lega.
Akhir tahunku ini mulai memberi sinyal cukup baik, ya setidaknya baik untuk hidupku sendiri. Kalau boleh aku berpendapat, ini mungkin akan menjadi akhir tahun paling menyenangkan karena aku sudah berumur 20 tahun.
Saat kecil, papa bilang kalau nanti aku sudah dewasa, aku bebas memutuskan jalan hidupku. Aku mengangguk sambil meminum satu gelas susu berukuran sedang di tanganku. Saat itu, aku membayangkan betapa indahnya hidup dengan pilihan yang kubuat sendiri, begitu asiknya aku bisa menjadi pemimpin dari apa yang kuingini.
Sekarang, semua sudah berjalan belasan tahun, dan aku masih minum susu. Maksudku, aku juga masih merasa butuh sesuatu (atau seseorang?) yang membantuku menunjukkan jalan mana yang sebaiknya kutempuh. Ah, 20 tahun ternyata penuh dengan ketidakpastian, dan aku merasa sangat kebingungan.
Pulang dari Semarang beberapa waktu lalu, aku merasa menjadi versi lain dari diriku yang sebelumnya. Mungkin sistemnya lebih mirip seperti revolusi di diriku sendiri, xixi. Ya, karena ada banyak hal yang merubahku akhir-akhir ini. (Berarti nama kerennya nanti Revolusi Shely 4.0 wkwkkwk)
Sahabatku yang pernah remuk hatinya selalu berpesan kepadaku. "Shel, banyak jalan yang harus kamu tempuh. Jangan lagi salah milih orang. Jangan jadikan diri kamu berada di fase yang sama kayak dulu."
Betul memang. Akan ada banyak hal di depan sana yang harus aku lalui. Banyak genre buku yang belum kubaca, ah lebih tepatnya aku harus pandai-pandai mengumpulkan uang untuk bisa membeli banyak buku. Bayangkan saja kalau aku terjebak di suatu ruangan sempit dan kosong, yang di dalamnya aku hanya dipersilahkan untuk bahagia tanpa melakukan apa-apa? Pasti aku akan kebingungan, karena bukan bahagia itu yang aku mau.
Gilang, teman baruku yang unik itu beberapa waktu lalu bilang "Bahagia itu artinya luas Syell. Semua orang punya arti bahagianya sendiri-sendiri" ya kurang lebih begitulah yang kudengar, soalnya waktu itu sudah larut malam dan aku ngantuk.
Artinya apa? Artinya aku harus bersama dengan orang yang punya definisi bahagia yang sama (?) atau setidaknya dia mengerti soal bagaimana bahagia ini bekerja di tubuhku. Ah, pembahasan seperti ini lumayan rumit juga.
Jadi, intinya 20 tahun ternyata tidak seperti yang kubayangkan saat rambutku masih kepang dua. Tapi, juga tidak menyedihkan juga. Ini seru, setidaknya lebih seru dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kamu tahu, aku mengerjakan banyak hal dengan baik, makan dengan teratur, menikmati hariku dengan kesibukan yang menyesakkan tapi pelan-pelan bisa kulalui, menangis di kamar kemudian tertawa melihat cimon yang tatapannya kayak orang bego, dan banyak hal terjadi.
Desember kali ini, semoga bisa menjadi penutup akhir tahun yang nyaman, yang ketika aku melihat di tahun berikutnya aku merasa menjadi lebih lega karena telah bertumbuh dan belajar dengan sangat baik. Aku sayang diriku sendiri, meski naskahku belum selesai juga. Aku sayang diriku sendiri dengan segala mood dan jengkel yang melekat di kepalaku setiap akhir bulan. Aku sayang diriku sendiri dan merasa bahagia dilahirkan sebagai Shely.
Komentar
Posting Komentar
Tinggalkan jejak di sini yuk!