Manusia menyebalkan bernama kamu





Awalnya aku ingin menulis puisi tentang jatuh cinta. Tentang pertemuan dua orang manusia yang dimabuk asmara. Tentang hari-hari yang menjadi lebih berwarna. Tentang menunggu notifikasi pesan darinya. Tentang perjumpaan malu-malu. Perasaan yang membuncah seperti perut dipenuhi ribuan kupu-kupu. Tapi ternyata bukan. Detik ini, aku masih sebal. Sebal dengan sesuatu yang seharusnya tidak perlu disebalkan sebenarnya. Entahlah, rasanya banyak sekali hal yang membuatku terusik, merasa terganggu dengan aturan ini itu.   

Kali ini aku cukup bercerita tentang rasa sayang. Agak cringe memang kalau rasa sayang diartikan sebagai gombalan. Tetapi jauh dari itu, sebenarnya rasa sayang justru hadir ketika dua orang manusia sedang memandang satu objek dengan cara yang berbeda. 

Ketika ada perbedaan, atau ada hal yang tidak sesuai satu sama lain, rasanya rasa sayang itu mulai timbul dan menyelimuti hati agar tidak terlarut dalam ego sendiri. Rasa sayang itu seperti bongkahan es yang membuat kita dingin dari emosi masing-masing. Entahlah sebenarnya yang emosi kita, atau hanya aku saja. Yang pasti ketika kita mulai berdebat, beradu pendapat, saat itulah bongkahan rasa sayang itu mulai muncul menyelimuti relungku. 

Menyebalkan memang, harus selalu kulihat bola matamu penuh sendu ketika sedang sebal denganku. Atau mungkin saja aku yang saat ini sedang sebal jadi kupikir kamu bernafas saja sudah memuakkan. kalimat-kalimat yang dulu diucapkan satu kali saja bisa menjadi penenang, kini diucapkan belasan kali sudah biasa saja. Sudah menjadi kata-kata kehilangan nyawa. 

Pada baris ini, Mas. Jujur aku masih sebal denganmu. Dengan semuanya. Tentang mengapa kamu harus menjadi ketua? Mengapa kamu harus menyeretku ke orang-orang banyak seperti ini? Mengapa kita bertemu? Dan mengapa detik ini aku sebal denganmu? Aku tidak habis pikir sebenarnya tentang diriku sendiri. Hasrat untuk memaafkan terasa menguap saat kamu sedang salah. Ketika sudah salah, rasanya aku punya kesempatan untuk benar-benar meluapkan amarah. 

Aku bingung. Berkali-kali aku dongkol denganmu, tapi aku tidak pernah ingin kamu hilang dari hadapanku. Yasudah, menyebalkan saja setiap hari. Menyebalkan terus sampai aku benar-benar muak  kemudian kamu membujukku dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Tapi bisa kupastikan kalau beberapa menit setelahnya bibit-bibit menyebalkan itu tumbuh menjulang lagi di bola matamu. 

Jauh dari baris rahasia ini, Mas. aku cemburu dengan semua hal yang ada di dekatmu. Semuanya. Terlebih lagi kalau manusia dan berjenis kelamin perempuan. Tidak ada ikatan darah kecuali dari nabi Adam as. Aku sangat cemburu. Kata-kata ini memang selalu terlihat kekanak-kanakan karena jatuh cinta bagiku tak pernah bisa dewasa. Aku selalu ingin menjadi gadis kecil yang kamu jaga. Aku selalu ingin kamu mengerti tanpa aku bilang apa-apa. Aku ingin kamu rawat, kamu jadikan kuat, kamu beri semangat, kamu peluk erat-erat. Tapi lama-lama kamu pasti penat. 

Aku tidak peduli dengan kesibukanmu setiap hari. Jujur saja, yang penting kamu masih hidup di bumi rasanya sudah lega sekali. Menjadi milikku ya sudah harus terjadi. Karena bagiku, 19 tahun lalu saat kamu lahir pun kamu sudah mencintaiku. 

Seperti apa sekarang yang kamu mau? Apa sudah bosan denganku? Apa sudah penat dengan pertengkaran kita? Apa sudah mulai melirik perempuan baru? 

Terserah denganmu. Yang terbaik buat hubungan kita pasti kamu sudah tau. Kalau kamu masih ingin aku, ya hanya ada aku. Kalau ada oranglain di sudut matamu, lebih baik aku pergi. Ingat, kamu akan kehilangan aku, kamu akan kehilangan orang yang dengan menyebalkan mencintaimu. 

Perempuan lain yang kamu sayangi itu, hanya akan sayang denganmu beberapa hari. Setelah ada yang lebih menarik, kamu ya ditinggal pergi. Sejak saat itu hidupmu sudah tidak ada artinya lagi. Kembali padaku? Sama saja bunuh diri. 

Mas, aku tidak sepatutnya bilang seperti itu. Karena aku tahu kamu tidak akan pernah berniat mencari penggantiku. Mana ada yang bisa menggantikan posisi paling menyebalkan ini di hidupmu? Mana ada perempuan yang rela bertengkar seromantis ini denganmu? Atau yang paling sering terjadi, mana ada perempuan yang tidak pernah bosan meski sering ditinggal-tinggal?

Mas, pada bait terakhir ini, aku merindukanmu. 



-shel

Komentar

Daftar Bacaan

Kiranya begitulah menjadi orang yang kucintai

Surat Tanpa Alamat

Pertanyaan yang disimpan

alasan-alasan membosankan saat mencintai seseorang

Aku Menunggumu, Tapi Tidak Selamanya

Kalau ada yang lebih indah dari intro payung teduh, mungkin itu kamu

Manusia Menyebalkan