Terlambat
Apa kamu pernah mengeluhkan keberadaan seseorang?
Apakah itu aku?
Mengapa aku ada di sini?
Mengapa aku selalu ingin tahu tentang kamu?
Mengapa yang ada justru aku?
Mengapa bukan dia?
Apakah itu aku?
Mengapa aku ada di sini?
Mengapa aku selalu ingin tahu tentang kamu?
Mengapa yang ada justru aku?
Mengapa bukan dia?
Apa kamu bertanya-tanya demikian dalam hatimu?
Aku pun juga.
Aku bertanya, mengapa aku sehebat ini dalam memupuk rasa percaya diri. Mengapa aku terlalu dalam saat mengharapkan sebuah rasa. Mengapa aku tidak juga sadar diri. Bahwa yang kamu butuhkan bukanlah aku sebenarnya.
Maaf, aku sedikit terlambat dalam memahami sesuatu. Terkadang yang terlihat begitu sulit untuk diterjemahkan. Ketika kamu berkata biasa saja, mungkin hatiku sudah lain manangkap maksudnya. Aku sudah terbawa ekspetasiku sendiri. Sehingga membuatku buta kalau kamu benar-benar tak mau aku ada disini.
.
Aku sudah menyadari sekarang. Mungkin sangat terlambat. Karena dia tiba-tiba hadir tanpa sebab. Aku? Aku memang seharusnya pergi dari dulu. Dari sejak pertamakali kamu menceritakan tentang dia. Seharusnya aku lebih awal menyadari. Bahwa seseorang yang kamu harapkan untuk datang, bukan aku. Bodoh sekali. Aku tak memahami maksudmu.
Kamu bilang kamu mengharap seseorang akan datang kan? Sedangkan aku tak pernah kemana-mana. Aku selalu saja berada di dekatmu. Jadi kesimpulannya, kamu menunggu oranglain untuk kembali. Yang jelas. Itu bukan aku.
Aku sekarang terpaku. Apakah aku harus berterimakasih. Atau aku harus meminta maaf padamu. Perasaan dan halusinasi itu benar-benar membuatku bahagia. Meski dengan bayanganku sendiri saja. Tetapi aku harus minta maaf. Aku terlalu menjadikanmu nomor satu. Padahal kamu sama sekali tidak mau. Kamu terlalu kujadikan prioritas. Sedangkan aku? Dikepala saja tak pernah terlintas.
Tiba pada paragraf ini pun, aku masih belum sepenuhnya percaya. Ternyata dia begitu hebatnya mampu menjadikan dirimu begitu cinta. Sedangkan aku, harus tersingkir dengan luka. Aku juga tak habis fikir. Begitu enaknya jadi dia yang menghela nafas saja sudah membuatmu jatuh cinta. Lalu bagaimana denganku? Tak cukupkah perhatianku selama ini? Kurangkah keberadaanku untukmu selama ini? Sebentar.. Aku tersadar lagi.
Kamu memang tak pernah meminta untuk kutemani.
Komentar
Posting Komentar
Tinggalkan jejak di sini yuk!