Doa tengah malam (Bukan tulisan religi)

05 Januari, 2022




Saat menulis ini kepalaku sedang sakit. Ada hal yang mengganggu pikiranku, banyak. Tapi tidak bisa kujelaskan di dalam halaman kosong ini. Singkat cerita, aku harus memperkenalkan diriku (lagi). Ya, perkenalkan aku "Shely yang baru" (dibaca miko). Setidaknya itu usahaku untuk benar-benar melupakan bagaimana diriku di masa lalu. 

Memang benar, kalau masa lalu ada untuk jadi pembelajaran di masa depan. Tapi aku memilih untuk benar-benar membuka buku baru dan meninggalkan aku yang dulu pernah melakukan hal-hal bodoh dan egois. Setidaknya, aku egois karena hampir dengan sengaja berusaha mengakhiri perputaran bumi di diriku sendiri. 

Saat pulang dari perjalanan gabutku di Ponorogo, aku melihat bulan sabit indah sekali. Benar-benar berada di atas kepalaku. Tuh kan, apa kubilang. Bahkan bulan yang tidak sempurna saja terlihat sangat indah. Oiya, nama belakangku yang "Wulandari" itu artinya bulan purnama.  Nama yang lebih indah daripada bulan sabit yang aku lihat. Harusnya, orang dengan nama seindah aku tidak pantas belarut dalam kesedihan semacam ini. Ya, buat apa menyesali kesalahan yang bahkan tidak akan pernah kuulangi lagi kan?

(Terjeda sebentar karena lapar)

Oke, tulisan ini kulanjut lagi. Sekarang aku menulisnya sambil makan terong goreng. Makanan yang lumayan membantu saat aku berada di kost dulu. Sudah tiga kali aku melanggar janji kepada diri sendiri kalau aku akan berhenti makan tengah malam. Tapi, yasudahlah ya. 

Barusan aku mendoakan orang yang sedang bermesraan di beranda media sosialku agar mereka bahagia dan cepat menikah. Tentu aku mendoakan dengan sangat pamrih, supaya suatu hari doa itu berbalik ke aku. Entahlah kapan, tapi aku optimis suatu hari akan tiba giliran aku punya pasangan yang lucu dan menyenangkan. Saat punya nanti, aku juga ingin didoakan oleh orang lain, makanya aku sekarang mendoakan mereka. Huft dasar aku. 

Selesai makan, aku minum tiga teguk air putih. Melihat sekeliling dan mengingat lagi, apakah yang sebenarnya ingin aku utarakan di tulisan tengah malam seperti ini?

"Ah, mungkin aku hanya kangen menulis. Ngobrol sama diri sendiri."

Tapi sejujurnya ada satu hal yang menarik di hidupku sekarang. Aku jadi suka beli buku di toko buku misterius di Jalan Pahlawan. Kenapa? Vibesnya seperti sedang masuk ke dimensi lain. Saat masuk lewat pintu utama yang sudah dimakan rayap itu, aku langsung melihat banyak buku-buku lawas dan kaset dengan model wanita jambul khas tahun 90an. Koran yang digantung di dinding toko juga sudah tua. Terlebuh lagi penjaga tokonya, ya.. enggak terlalu tua-tua amat sih, tapi lumayan tua, hehe.

Sambil membawa keripik kentang, aku berusaha mencari bukunya Eka Kurniawan. Ternyata nihil. Akhirnya, yasudah aku membeli buku seadanya saja di sana. Aku termenung lama, akan seru jika aku kemana-mana punya teman. Pasti seru jika aku bisa jatuh cinta lagi tanpa ada kekhawatiran. 

Alunan musik Line Without a Hook yang diam-diam kudengarkan saat tengah malam begini kuharap bisa mengembalikan semangat hidupku yang berkali-kali redup. Kata salah satu artikel, lagu yang sedih saat didengarkan oleh orang sedih maka akan membuat orang tersebut lebih baik. Tapi masalahnya sekarang, aku bingung aku sedih dalam hal apa? Kenapa aku sedih? Apa yang membuatku sedih? Bahkan aku tidak bisa menjawabnya karena terlalu bingung dengan perasaanku yang sekarang. 

Tahu kan? Pembahasan dalam tulisan ini melompat-lompat, seperti tidak punya arah. Begitulah yang aku pikirkan beberapa waktu ini. Tidak jelas arahnya kemana dan kehilangan fokus, juga kehilangan perasaan terhadap sesuatu, atau bisa juga semua orang. Aku ingin jatuh cinta sebenarnya, tapi hatiku belum bisa. Entah kenapa bisa begini. Tapi aku kadang benar-benar ingin jatuh cinta (juga dicintai). 

Tapi, semua orang sudah berjalan dengan banyak luka. Bukan tidak mungkin kalau mereka punya perasaan yang sama denganku. Enggan memulai sesuatu yang baru, masih merasa pedih dengan kisah masa lalu (ya, meskipun perasaan sayang sudah tidak ada) tapi lukanya masih terasa. Atau sejujurnya sudah merasa bodoh karena pernah mencintai orang seperti itu, tapi tetap saja!! Heyy!! Bagaimana mungkin orang seperti itu dulu menyakitiku! Omaygat untung sudah lepas dengan dia.

Sekarang, yang perlu kupikirkan hanya bagaimana agar aku tetap punya uang dan membeli eskrim rasa blueberry dengan tenang. Boleh juga, aku resign di salah satu tempat magangku supaya aku tetap waras, kemudian aku fokus menulis dan membangun projek dengan teman-teman. Entahlah, pilihanku hari ini benar atau tidak, tapi kurasa ini yang paling masuk akal. 

Bahwa aku sudah sangat serius berjanji dengan diriku sendiri. Aku tidak akan membiarkan diriku dibuang di tengah jalan lagi. Aku sudah berjanji untuk tidak jatuh cinta kepada orang yang salah, aku berjanji untuk terus menyayangi diriku sendiri dan akan terus menjaga diriku sendiri sampai aku ditemukan orang yang tepat itu. Aku sudah berjanji untuk bekerja keras dan membaca banyak buku supaya aku bisa menjadi perempuan yang baik, yang akan membuat menyesal tujuh turunan kalau ditinggalkan. Whahahaha.

Juga, aku berjanji untuk menyayangi siapapun itu yang nanti bisa membuatku jatuh hati. Aku akan sangat menjaga kepercayaannya, tidak membiarkan dia memikul bebannnya sendirian, terus mendukung atas keputusan baiknya, tidak rewel ketika ditinggal kerja atau belajar, tidak membuat masalah yang dapat memberatkan langkahnya, tidak merespon laki-laki yang genit, tidak selingkuh, tidak egois, tidak menuntut banyak hal, membiarkan dia bertumbuh dengan baik, dan menyelesaikan tanggungjawabnya. 

Semoga malaikat juga ikut mencatat niat tulusku malam ini. Maksudku, kalau saja dengan menjelaskan detail seperti ini, aku segera dikasih golden tiket dan dihadirkan orang yang punya tujuan dan visi misi yang sama denganku, juga yang paling penting "Punya rasa cinta yang lebih besar dari rasa cintaku padanya" (Kalau bisa yang mau diajak ngobrol random dan menyenangkan, emm kalau dia badannya tinggi kayaknya kelihatan menarik, open minded juga, pinter, penyayang, suka anak kecil, sayang kucing, mau denganku)

astagfirullah

aku kebanyakan request

maaf ya malaikat, tapi surat ini penting sekali.

Semoga jodohku bukan laki-laki yang tukang selingkuh!!!!!



Komentar

Posting Komentar

Tinggalkan jejak di sini yuk!

Daftar Bacaan

Kiranya begitulah menjadi orang yang kucintai

Surat Tanpa Alamat

Pertanyaan yang disimpan

alasan-alasan membosankan saat mencintai seseorang

Aku Menunggumu, Tapi Tidak Selamanya

Kalau ada yang lebih indah dari intro payung teduh, mungkin itu kamu

Manusia Menyebalkan