Aku Bangga pada Diriku Sendiri
“Cita-citaku itu punya anak yang bisa kuliah, kayak kamu Shel. Karena aku paham kalau dengan keadaan yang kayak gini, aku udah engga pantes lagi ngomongin cita-cita.” Ucapan teman sepermainanku di rumah membuatku diam membisu. Yah, aku adalah satu-satunya perempuan di desaku yang bisa melanjutkan ke PTN. Hampir semua teman-teman perempuanku sudah menikah bahkan sudah memiliki anak. Memang siklus di lingkunganku seperti itu. Pendidikan belum menjadi sesuatu hal yang dianggap penting. Kebanyakan justru menganggap pendidikan itu sebagai ajang buang-buang uang sekaligus buang-buang waktu. Anak-anak hanya diberikan pendidikan sampai jenjang SMP, ada yang beruntung bisa sampai jenjang SMK. Setelahnya, mereka akan mengadu nasip di kota besar menjadi pembantu rumah tangga atau Baby Sister . Setelah bekerja sekitar 2 tahun, mereka akan pulang ke desa dan menikah. Tidak lama lagi, tiba-tiba dengar kabar bahwa mereka sudah punya anak. Begitulah siklus takdir yang ada di lingk...