Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2020

Aku Bangga pada Diriku Sendiri

Gambar
  “Cita-citaku itu punya anak yang bisa kuliah, kayak kamu Shel. Karena aku paham kalau dengan keadaan yang kayak gini, aku udah engga pantes lagi ngomongin cita-cita.”   Ucapan teman sepermainanku di rumah membuatku diam membisu. Yah, aku adalah satu-satunya perempuan di desaku yang bisa melanjutkan ke PTN. Hampir semua teman-teman perempuanku sudah menikah bahkan sudah memiliki anak. Memang siklus di lingkunganku seperti itu. Pendidikan belum menjadi sesuatu hal yang dianggap penting. Kebanyakan justru menganggap pendidikan itu sebagai ajang buang-buang uang sekaligus buang-buang waktu. Anak-anak hanya diberikan pendidikan sampai jenjang SMP, ada yang beruntung bisa sampai jenjang SMK. Setelahnya, mereka akan mengadu nasip di kota besar menjadi pembantu rumah tangga atau Baby Sister . Setelah bekerja sekitar 2 tahun, mereka akan pulang ke desa dan menikah. Tidak lama lagi, tiba-tiba dengar kabar bahwa mereka sudah punya anak. Begitulah siklus takdir yang ada di lingk...

Cerita di Balik Gerbong Kereta

Gambar
  Beberapa waktu lalu aku bertemu dengan temanku. Sebut saja teman seperjuangan, atau teman senasip sepenangung. Tiga orang yang sama-sama tidak diterima di kampus impian. Tiga orang yang pernah punya ambisi gila. Aku berani bilang gila karena aku merasa seperti bukan manusia saat itu. Yang ada di kepalaku hanyalah kompetisi, kompetisi, dan masuk kampus impian dengan jalur prestasi.   Gilanya, aku bahkan rela tidak tidur untuk menyelesaikan naskah lombaku. Sering juga harus pulang larut malam agar bisa mengumpulkan naskah tepat waktu. Setiap bulan, aku dan kedua temanku ini selalu lomba kemana-mana. Aku pikir, saat itu semua yang aku lakukan sudah cukup buat aku bisa masuk ke kampus impian. Aku pikir usahaku sudah maksimal. Aku kira, semuanya akan berjalan sesuai rencana. Mengingat aku yang setiap hari datang ke sekolah dengan wajah kusut dan sering sakit-sakitan karena memang sudah memeras semua tenaga buat ikut kompetisi.   Sampai pada suatu hari, aku dan kedu...

Renungan di Sore Hari

Gambar
Mungkin saat sore adalah waktu terbaik untuk merenungi semua kejadian yang sudah dilewati selama setengah hari. Juga beberapa kali juga terlintas rekaman-rekaman kejadian bertahun lalu. Banyak sebenarnya yang bisa dipelajari dari setiap haru birunya. Seperti ketika dulu aku gagal saat mengikuti lomba. Padahal aku merasa sudah memberikan yang terbaik. Atau ketika aku tidak mendapatkan nilai yang bagus saat SMP, padahal aku sudah belajar mati-matian. Saat itu, mungkin aku terus bilang kalau takdir sungguh tidak adil. Mengapa justru orang yang terlihat biasa saja yang mendapatkan hasil terbaik? Mengapa bukan aku? Aku kurang apa? Begitu kira-kira sikap protesku pada semesta.   Rasanya, semua hal yang ada di bumi sudah tidak meyakinkan. Semua siklus terlihat tidak ada yang sesuai dengan apa yang aku perjuangkan sejak dulu. ternyata hidup juga lebih pahit dari kopi yang aku minum sore ini.   Tetapi, ternyata dari semua kejadian jatuh dan bangun itu, aku bertumbuh menjadi s...