Berjuang Sendirian?






Berjuang sendiri itu tidak mudah. Ketika dunia berlomba-lomba untuk menjatuhkan aku,  disana susah payah aku harus menguatkan kedua kakiku.  Disaat kenyataan merombak akal pikiran,  aku sendiri yang tergugu menatap kegagalan. 



Rasanya,  berjuang  bukan lagi hal yang menyenangkan. Kalau dilakukan sendirian. 




Aku butuh kamu sebenarnya.  Banyak hal yang ingin aku keluhkan,  ingin aku ceritakan,  ingin aku utarakan, dan banyak lagi ingin yang hanya butuh didengar.  




Aku butuh kamu disaat aku gagal menggapai sesuatu.  Aku butuh kamu disaat aku ingin memutuskan sebuah pilihan.  Aku hanya ingin melihat bagaimana pendapatmu, apakah setuju?  Atau sebaliknya? 




Aku hanya ingin kamu dengar,  meskipun kamu tidak tahu semendera apa perasaanku---sungguh tak mengapa.  Yang pasti aku hanya butuh diberitahu kalau di dunia ini aku tak sendirian.  Kamu masih ada dengan semua pengorbanan.  Seperti waktu,  kuota,  pikiran,  dan mungkin sedikit perasaan.




Aku tidak mau berjuang sendirian sebenarnya.  Aku ingin kamu temani sampai nanti.  Aku tidak ingin kamu tinggal meski se senti.  




Banyak sekali inginku hingga kamu tak bisa pergi.  Aku tahu,  kalau berjuang sangat melelahkan, terlebih lagi sendirian. 

Setidaknya kalau bersama dengan kamu, aku masih punya rumah untuk mengobati luka kegagalan. Mungkin juga aku punya pahlawan yang membantuku bertahan. 



Aku butuh kamu. 




Sebuah kalimat paling manja dalam hidupku.  Entahlah,  mengapa semua aksara perihal kamu tertulis begitu berlebihan.  Seolah-olah kita sudah sangat dekat,  seolah-olah kita tak ada sekat.  Kadangkala,  perasaan sok memiliki ini juga muncul tiba-tiba.  Tiba-tiba rindu.  Tiba-tiba cemburu.  Tiba-tiba ingin bersama kamu.


Tiba-tiba ingat,  siapa aku?

Komentar

Daftar Bacaan

Hal-hal yang mama tidak tahu

alasan-alasan membosankan saat mencintai seseorang

Lelehan Es Krim di Tangan Anak Cengeng

Belajar menderita dari Levi Ackerman

Tulisan Aneh

Pertanyaan yang disimpan

Surat Tanpa Alamat