Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2022

Ditulis saat mengantuk

Gambar
Seperti biasanya, setelah membaca buku aku terdiam sebentar.   Dulu, aku sempat merasa takut.. kalau aku (yang perempuan ini) akan mengalami nasib yang sama dengan beberapa tokoh perempuan seperti yang ada di buku sejarah itu.  Agak alay memang, tapi betul-betul kurasakan takut.. dan penyebabnya ada pada pikiran seperti “Bagaimana jika aku salah memilih laki-laki? Bagaimana jika nanti aku justru bersama dengan orang yang otaknya diisi oleh patriarki dan pemahaman dangkal soal welas asih? Atau mungkin bisa jadi laki-laki beragama yang justru menuhankan egonya? Dan aku? Bagaimana nasibku? Duh, terpanjara begitu saja masa? Tidak mau!! Aku tidak mau dilarang membaca buku, tidak mau dikekang melakukan sesuatu yang kusukai, tidak mau dijadikan budak seks oleh suami sendiri, tidak mau dianggap sebagai seenggok benda yang hanya berfungsi buat melahirkan anak! Bagaimana jika nanti laki-laki yang kupilih ternyata suka memukul? Bahkan aku yang dibesarkan dengan sangat baik dan disekolahk...

Rasa sedih yang kadaluarsa

Gambar
Di bawah remang-remang langit. Perempuan yang hidup sekitar dua dasawarsa ini merasa kebingungan. Atas hal yang sejujurnya tidak terlalu penting untuk dipikirkan wkwkwk. Sayangku selalu bilang bahwa aku senang merepotkan diri sendiri dan aku setuju dengan itu. Ya, seperti hari ini contohnya. Selepas terbangun dari mimpi buruk dan menghirup oksigen dengan dada tersengal, aku mandi dan mendapati tidak ada yang membuat benar-benar bahagia hari ini. Selain,..    selain lampu kos yang diatur hidup otomatis setiap jam 6 sore. Juga buku-buku dari Gilang yang belum sempat kubaca. Bagaimana ya aku ini? Kenapa hidupku isinya cuma lelah dan lelah? Boro-boro mau menjadi perempuan keren yang mampu menjelajah bumi, beranjak dari gerbang kos saja bisa dihitung jari. Yah, cuma agak bersyukur karena saat keluar kos aku merasa banyak kelegaan yang timbul. Aw, lucu sekali dunia yang kupijaki ya sayang ya.. Penuh warna tapi tidak banyak yang menjadi milikku. Makanya, sebanyak apapun pelangi yang ...