Postingan

Menampilkan postingan dari 2023

Rengganis

Gambar
Namaku Rengganis, dan aku membenci banyak orang. Termasuk juga ayahku sendiri yang suka memukul ibu. Pembukaan cerita dengan awalan perkenalan memang sangat membosankan. Tapi memang begitulah hidupku. Sangat membosankan. Tapi aku masih tetap hidup karena beberapa alasan. Pertama, karena ibu. Kedua, karena aku tak tahu caranya mati.  Rengganis itu, nama pemberian  ibuku. Ayahku yang hobinya memukul kepala orang itu tidak mungkin kepikiran memberi nama kepada bayinya. Bahkan, saat aku masih kecil, ayah mengunciku di dalam lemari dan ia bercumbu dengan wanita lain di depan lemari. Padahal saat itu, ibu pergi bekerja dan aku sedang kelaparan.  Saat tumbuh dewasa, ibu bilang semua laki-laki  jahat. Jadi aku tidak mau menikah. Aku takut sekali kalau pipiku ditampar dan rambutku dijambak. Ayah selalu berlaku begitu kepadaku dan kepada ibu. Semenjak kejadian itu, setiap hari ibu selalu mengganti sprei kamar sambil menangis. Katanya, itu bekas perempuan lain. Bekas luka yang ...

Kematian Mantan Kekasih

Gambar
Di tumpukan buku dan kertas usang, seseorang tengah menyelinap dan memasukkan kedua bola matanya diam-diam. Bola mata itu bersembunyi di sebuah buku tentang cinta pada Halaman 75. Halaman yang acak, yang setiap orang membacanya juga jarang mengingat kata-kata di dalamnya. Bola mata itu lalu mengintip dari dalam buku, seorang perempuan dengan raut muka biasa saja. Mengetik sesuatu di laptopnya. Seingatnya, sudah ratusan kali ia melakukan hal semacam itu dan berakhir dengan merenung dan tidur di meja kerja.  Tempo hari, seorang laki-laki masuk ke dalam kamarnya. Mereka bercumbu kemudian menatap atap sama-sama. Perbincangan soal bagaimana hari-hari lalu membuat salah satunya meneteskan air mata. Musik yang berisik dan lorong-lorong di depan kamar yang dipenuhi riuhnya pertanyaan soal rencana membuat suasana semakin pelik. Setiap kali pertanyaan muncul, hanya ada anggukan yang keluar. Ah, sebuah jawaban yang selalu ingin dimengerti oleh sepasang mata.  Siang hari, perempuan berwaj...

Kiranya begitulah menjadi orang yang kucintai

Aku sangat menyesal mengapa tak lebih lama lagi aku memelukmu di hari itu. Kalau saja aku tahu pertemuan kita akan ditunda lagi kali ini, aku akan melakukan ritual paling menyenangkan sekaligus menyedihkan itu kemarin.  Menghabiskan waktu di depan buku usang dan setitik tinta berwarna hitam pekat ini benar-benar menyebalkan. Aku selalu berusaha memilih kalimat paling indah untuk kukirimkan kepadamu. Tapi sebenarnya keindahan itu yang seperti apa sayang? Apakah ia yang selalu kulihat saat kedua tatap kita bertemu? Atau hanya berhenti pada kalimat sampah yang keluar dari tangan perempuan cerewet dan menyebalkan?  Dari sudut pandang mana lagi aku harus menulis kamu? Bahasa rindu apalagi yang harus kugunakan? Karena aku sudah terlalu banyak menuangkan kata-kata di setiap perjalanan panjang kita, karena yang aku miliki juga tak lebih dari sehimpun kata-kata.  Kubaca beberapa karya orang lain soal arti cinta. Atau hal-hal yang lebih rumit dari itu. Aku semakin ingin mengenalmu ...

Meniup Percakapan Panjang di Balik Kekacauan yang Indah

Gambar
Pagi terakhir di kesempatan pertemuanku denganmu. Kutenteng koper merah jambu dan merengek dengan kesal. Bibirku masih ingin meniupkan beberapa kalimat panjang, juga badanku belum siap untuk dicabik-cabik kesepian. Kalau lima menit lagi aku tak bersama denganmu? Apa kamu akan merindukan aku?  Aku masih ingin melingkarkan kedua lenganku di bahumu, juga mengacak-acak rambutmu hingga berantakan. Aku selalu menginginkan pelukan hangat yang menyelimutiku saat ketakutan tiba-tiba datang dan memarahiku. Aku ingin terus berada di depan dadamu. Menjadi seseorang yang mendengar dengan jelas degup yang setiap menit kusukai.  Tapi pagi terakhir telah tiba dan kamu mengantarku ke tempat perpisahan paling tidak kusukai. Meskipun beberapa malam panjang telah kita habiskan, meskipun beberapa ciuman panjang telah kita lakukan, meskipun kedua tubuh kita melebur menjadi jutaan kalimat puisi yang utuh, meskipun demikian aku masih tetap ingin tinggal; dipelukanmu; setidaknya untuk selamanya. ...

Surat Tanpa Alamat

Gambar
Untuk Laksmi, Kamu tahu betapa sulitnya seseorang menulis kalimat pertama? Sampai aku harus merenung dan diam beberapa menit  di depan mesin ketik ini setiap hari. Begitulah kebingungan yang selalu menerpa kepalaku sayang. Perbedaan waktu di tanah yang kita pijak mungkin bisa membuat pesan ini terkirim begitu lama. Ah, aku selalu ingin berdoa kepada tuhan agar suatu hari, di kemajuan zaman yang entah tahun ke berapa, manusia bisa dituntun untuk menciptakan sebuah alat komunikasi yang lebih praktis. Jadi jika ada orang yang sedang jatuh cinta seperti kita, mereka tak perlu menghabiskan banyak waktu untuk menunggu.  Sayang, aku baru saja pulang ke rumah. Tentu saja ada banyak hal yang terjadi dan aku tak menemukanmu dimanapun. Aku meniti berbagai sudut kota dan mencari aroma tubuhmu di setiap benda di sana. Tapi yang kutemui ternyata hanya dongeng-dongeng aneh yang bohong dan bilang engkau telah tiada. Mana mungkin? Tak mungkin kamu meninggalkan aku sendiri di tempat ini.  ...