Dear Diriku di Masa Depan
Kalau surat ini sampai pada anakmu Shel. Entah berapa tahun nanti.. Aku hanya ingin memberitahu kalau hari ini kamu sedang kesal. Karena hilang akal ingin jadi apa. Tetapi, meskipun orang bilang jadi penulis hanya persiapan untuk menjadi miskin, jangan berhenti mengabadikan dunia ini. Jangan berhenti meski beberapa waktu lalu, dicaci semenyakitkan itu. Pejabat yang berbudi luhur itu mungkin sudah terlalu capek mendengar basa-basi dunia. Dia baik, hanya saja kamu belum melihatnya sekarang. Besarkan hatimu dan semua akan membaik. Biar waktu yang jadi perban. Untuk anakmu, aku ingin bicara sebentar.. Dik.. Sudah ratusan kali pemadaman listrik terjadi. Semenjak bajingan corona itu masuk ke permukiman warga, ibumu ini sudah mengencangkan semua otot kepala. Bagaimana cara melindungi masa depanmu? Bagaimana biar bisa melahirkan kamu? Bagaimana agar bisa terus menjadi ibu kebanggaan...