Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2020

SELESAI

Kayaknya cerita yang kita mulai sudah waktunya selesai hari ini.  Kayaknya aku bukan orang yang tepat buat kamu.  Kayaknya, kita memang ditakdirkan berjalan sendiri-sendiri dulu.  Aku suka kamu, tapi aku enggak mau sakit hati. Aku lelah dengan semua hal yang mengubahku dari hari ke hari. Setiap pagi ku buka dengan emosi, siang juga begitu, malam ada lagi, esoknya masih sama, lalu apa yang harus dipertahankan? Bayangkan kalau kita engga sama-sama lagi, kamu punya waktu bebas untuk dirimu sendiri. Kamu bisa pergi olahraga setiap malam, kamu habiskan waktumu untuk belajar, kamu tidak perlu repot-repot meminta maaf, kamu bisa bahagia kemana-mana, kamu bebas menikmati hidupmu tanpa ada seorang pengganggu seperti aku.  Akan ada oranglain nanti yang datang di hidupmu. Akan ada banyak orang yang akan kamu temui, tapi kayaknya memang bukan aku. Rasanya aku muak sampai hari ini, karena... karena kukira kamu orang yang bisa memperlakukanku dengan baik. Entah bagaimana bisa aku ...

Menuliskanmu

Gambar
Pada baris ini, mungkin kamu akan bertanya-tanya dalam hati. "Ada apa gerangan sampai kehadiranku bisa kamu tuliskan seperti ini?" Tanpa ragu, aku menjawab karena aku ingin mengabadikanmu.  Benar. Tulisan ini hadir sangat terlambat. Mungkin ketika kamu membacanya, kamu sudah menemukan perempuan bermata senja yang kamu puja sejak lama. Mungkin ketika surat terbuka ini sampai di tanganmu, aku sudah kehilangan rasa sayang itu. Mungkin juga, kita sudah bukan siapa-siapa. Lembaran demi lembaran surat selalu terkirim tanpa tujuan. Setidaknya kali ini aku memberanikan diri untuk mengirimnya ke penerbit. Meskipun seharusnya surat ini terkirim ke alamatmu. Tetapi tak apa. Setidaknya aku lega karena ceritamu sudah berhasil kurekam di sana. Kisah kita mungkin akan dibaca oleh khalayak ramai, atau bisa juga hanya menjadi tumpukan buku usang tidak laku di sudut toko buku.  Saat mengenalmu, aku jadi tahu caranya menulis. Aku memilih menulis karena berbicara kepadamu terasa tidak pernah mun...

Manusia menyebalkan bernama kamu

Gambar
Awalnya aku ingin menulis puisi tentang jatuh cinta. Tentang pertemuan dua orang manusia yang dimabuk asmara. Tentang hari-hari yang menjadi lebih berwarna. Tentang menunggu notifikasi pesan darinya. Tentang perjumpaan malu-malu. Perasaan yang membuncah seperti perut dipenuhi ribuan kupu-kupu. Tapi ternyata bukan. Detik ini, aku masih sebal. Sebal dengan sesuatu yang seharusnya tidak perlu disebalkan sebenarnya. Entahlah, rasanya banyak sekali hal yang membuatku terusik, merasa terganggu dengan aturan ini itu.    Kali ini aku cukup bercerita tentang rasa sayang. Agak cringe memang kalau rasa sayang diartikan sebagai gombalan. Tetapi jauh dari itu, sebenarnya rasa sayang justru hadir ketika dua orang manusia sedang memandang satu objek dengan cara yang berbeda.  Ketika ada perbedaan, atau ada hal yang tidak sesuai satu sama lain, rasanya rasa sayang itu mulai timbul dan menyelimuti hati agar tidak terlarut dalam ego sendiri. Rasa sayang itu seperti bongkahan es yang membua...