Kutatap kamu di balik jendela
Ku tatap kamu di balik jendela, terbatas kaca dan hanya mampu menyentuh bayanganmu saja. Melihatmu bersama dengan banyak manusia lain lalu lalang. Meninggalkan setiap pejam kenangan kita. Aku berusaha.. Tapi.. Mungkin akulah yang paling tak berdaya. Akhirnya, kamu lupa juga. Seolah disini, aku yang paling tak bisa apa-apa. Kenapa suramnya kota tak pernah sampai pada bahagianya? Kenapa debu dan asap tak pernah hilang? Terkikis sudah jarak pandang, habis sudah tatapan matamu. Dan akhirnya.. Kamu hilang. Benar saja, apa kata puisi lama. Yang sudah tetinggal di hati, tak akan mudah tertanggal disini.. Yang sudah terlanjur menyentuh inti, tak akan mudah terganti dengan ia yang baru datang dan bersiap mengajak pergi. Tak ada gelisah hari ini. Yang ada hanya sesaknya rindu saat tak kau sapa aku lewat kata-kata. Ingin rasanya menjelma menjadi udara....