Sejak Bertemu Denganmu





Sejak bertemu denganmu, rasanya kisah-kisah lama tak ada artinya.  Luka-luka lama perlahan sembuh semua.  Dan aku,  bahagia dengan sendirinya. 
Aku telah jauh dari kata sembuh dari kurangajarnya takdir menghantamku.  Aku telah bangkit kembali.  Berusaha menemukan pijakan baru, dan perlahan mulai melangkah maju. 
Sejak bertemu denganmu,  sajak luka itu perlahan berubah menjadi puisi cinta.
Dan aku,  telah nyaman tenggelam di dalamnya. 

Sejak bertemu denganmu,  aku percaya bahwa keindahan itu nyata.  Bagiku, apapun perihal kita adalah sumber dari bahagia.  Entah mengapa aku selalu menyukai senyuman itu,  menyukai dua pasang bingkai mata itu,  bahkan kamu tidak melakukan apa-apa pun aku sudah suka. 

Sejak bertemu denganmu,  langit menjadi begitu istimewa.  Aku jadi mulai mempertanyakan kembali.  Sebenarnya kisah yang dulu itu? Apakah layak disebut cinta?  Padahal denganmu,  kisahnya amat jauh berbeda. Dan aku merasa inilah makna cinta yang sebenar-benarnya.  

Sejak bertemu denganmu,  
Ternyata aku menemukan sesuatu yang lebih istimewa. Jauh dari itu,  sebenarnya kamulah yang mengistimewakan.  Entah mengapa bahagiaku justru ada pada bahagiamu sekarang.  Melihat senyuman yang mengembang ketika kita saling bertatapan,  sudah membuat hatiku membumbung tinggi tak karuan. 

Sejak bertemu denganmu,
Mungkin aku telah berhasil melewati klimaksnya.  Tetapi,  aku akan membuka lembaran baru. Menjadi cerita dengan sudut pandang yang berbeda.  Mungkin nanti,  semua ceritaku akan mengarah kepadamu.  Mungkin nanti,  kamu akan menjadi objek yang mutlak dari seluruh tulisanku.  Kamu,  akan kujadikan tokoh utama tanpa kufikirkan duakali. Intinya,  seluruhnya adalah kamu. 

Sejak bertemu denganmu,
Aku tak ingin melepaskan pelukan erat.  Aku tak ingin melewatkan kecupan hangat.  Aku juga tak mau membiarkanmu merasakan penat.  Mari bagi kisah kita berdua, dalam secangkir kafein yang menghilangkan sekat.  Aku akan mendengarkannya lekat-lekat.  Dan memperhatikanmu lamat-lamat.  Aku akan menjadi orang pertama yang menenangkanmu setiap saat. Intinya, kamulah orang yang kusayangi dengan sangat. 

Sejak bertemu denganmu, 
Aku bebas mencintai tanpa khawatir untuk tidak dicintai kembali.  Aku bebas mengutarakan betapa rasaku ini menggebu setiap kamu ada disini.  Aku selalu dan sangat jatuh cinta setiap hari.  Atas segala apapun yang ada dan melekat dari dirimu,  entahlah, aku selalu saja menyukainya.  

Sejak bertemu denganmu,  
Aku ingin menyuarakan segala resah yang pernah aku alami dulu.  Dalam perjalanan kisah kita bertemu, aku pernah dijatuhkan oleh beberapa hal di masa lalu.  Ketika aku baru saja ingin berucap,  kamu sudah memelukku erat-erat.  Katamu,  "Biarkan masalalu menjelma menjadi tulisanmu. Biarkan masalalu hidup dalam bukumu saja.  Karena kamu,  takkan pernah merasakan kembali sakitnya. Karena kamu, sudah kupilih untuk berbahagia. " 
Aku semakin mengeratkan pelukan itu.  Merasakan betapa tenangnya mampu tenggelam di dadamu.  Entah rasa ini terbuat dari apa, entah kisah ini dimulai darimana.  Rasanya,  kamu adalah rezeki yang tak tertandingi keindahannya.  Kamu, orang yang mampu membuatku bahagia meski lewat hal-hal yang cukup sederhana. 

Sejak bertemu denganmu, 
Rasa ini semakin yakin bahwa sakit di masa lalu memang dibayar lunas sekarang.  Lihatlah dirimu, siapa perempuan yang tak mau bersanding denganmu?  Kamu tanyakan pada siapapun.  Mengapa mereka melirikku dengan tatapan iri?  Karena aku yang terlampai biasa saja ini, ternyata orang yang kamu pilih sepenuh hati. Terimakasih atas segala sabar yang kamu tuangkan disetiap cengengku.  Terimakasih atas segala perhatian yang kamu limpahkan kepada manjaku.  Terimakasih, karena perempuan yang kamu pilih,  adalah aku. 

Komentar

Daftar Bacaan

Kiranya begitulah menjadi orang yang kucintai

Surat Tanpa Alamat

Pertanyaan yang disimpan

alasan-alasan membosankan saat mencintai seseorang

Aku Menunggumu, Tapi Tidak Selamanya

Kalau ada yang lebih indah dari intro payung teduh, mungkin itu kamu

Manusia Menyebalkan