Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Dua Orang Manusia yang Bernama Kita

Gambar
Kita ada sepasang tanda tanya tanpa mengapa. Sebuah rambu-rambu yang tak mampu menunjukkan titik temu. Kita adalah segaris warna abu-abu. Entah hitam, entah putih. Kita adalah sebuah kata yang tak paham maksudnya. Sebuah diksi yang hanya mampu diterjemahkan oleh diri sendiri. Kita adalah sesosok manusia yang banyak bicara, tetapi tak mampu untuk saling bertanya.  Kita terjebak pada kata semoga. Sebuah kata paling lemah saat dua manusia dihadapkan pada ketidakmampuan dalam berbuat apa-apa. Kita saling menutup rasa ingin tahu, saling memenggal tanda tanya baru. Saling memberi titik pada kalimat tanya. Memberi tanda miring pada sebuah ungkapan kita bukan siapa-siapa.  Dua orang manusia yang bernama kita adalah wujud dari ketidakberdayaan pada dunia. Sebuah perumpamaan pahit dari takdir. Dua potong manusia yang sedang menunggu waktu. Entah kapan. Entah akan tiba atau tidak waktu itu. Entah berakhir dengan kalimat apa nantinya.   Tidak ada masa yang terlalu lama ...

Bohong

Gambar
Cemburu?  Tidak, aku tidak pernah merasa cemburu.  Kenapa harus cemburu? Aku siapa?  Suka?  Tidak,  aku tidak suka.  Kenapa harus ada rasa suka?  Kita kan teman.  Takut kehilangan?  Ah,  apalagi ini.  Memiliki saja tidak, bagaimana mungkin aku takut kehilangan sesuatu yang bukan milikku?  Tidak,  aku juga tidak sedang lelah.  Aku baik-baik saja.  Sungguh.  Aku sehat,  tidak kurang suatu apapun.  Tidak ada rasa sakit dan aku sangat berbahagia hari ini.  Apa?  Air mataku jatuh?  Oh,  ini mungkin air mata bahagia.  Air mata tak melulu menandakan ada luka kan?  Berbohong?  Bolehkah ku katakan iya?  Aku perempuan kan,  Punya perasaan.  Sering bertanya-tanya.  Sering memendam rasa. Sering bertele-tele. Memendam semuanya. Perasa.  Dan, Sangat merindukan kamu sebenarnya.  Aku ingin membuang rasa takut....

Berjuang Sendirian?

Gambar
Berjuang sendiri itu tidak mudah. Ketika dunia berlomba- lomba untuk menjatuhkan aku,  disana susah payah aku harus menguatkan kedua kakiku.  Disaat kenyataan merombak akal pikiran,  aku sendiri yang tergugu menatap kegagalan.  Rasanya,  berjuang  bukan lagi hal yang menyenangkan. Kalau dilakukan sendirian.  Aku butuh kamu sebenarnya.  Banyak hal yang ingin aku keluhkan,  ingin aku ceritakan,  ingin aku utarakan, dan banyak lagi ingin yang hanya butuh didengar.   Aku butuh kamu disaat aku gagal menggapai sesuatu.  Aku butuh kamu disaat aku ingin memutuskan sebuah pilihan.  Aku hanya ingin melihat bagaimana pendapatmu, apakah setuju?  Atau sebaliknya?  Aku hanya ingin kamu dengar,  meskipun kamu tidak tahu semendera apa perasaanku---sungguh tak mengapa.  Yang pasti aku hanya butuh diberitahu kalau di dunia ini aku tak sendirian.  Kamu masih ada dengan semua ...

Melipatgandakan Rindu

Gambar
Pertemuan ternyata tak pernah mengentaskan rindu.  Ia hanya merubah wujud dari yang awalnya rindu,  menjadi sangat sangat sangat rindu. Pertemuan justru melipatgandakannya menjadi beberapa bagian.  Kemudian masing-masing bagian menghujam hatiku dalam-dalam.  Kata orang,  dalam setiap pertemuan kita akan menyelesaikan rindu yang dulu tertahan.  Kita akan bahagia,  karena pada akhirnya perasaan yang kemarin dijaga dengan seksama,  akhirnya menemukan balasannya.   Memang,  aku bahagia.  Beberapa menit aku bersyukur karena akhirnya semesta mempertenukan kita.  Aku bahagia karena pada akhirnya doaku yang dulu ingin bertemu dengan kamu terkabul juga.   Tetapi,  entahlah.   Ternyata bahagianya hanya ketika kamu berada di sampingku. Bahagianya ketika kita bercerita seperti dulu.  Bahagianya ketika beberapa saat mata kita saling berpapasan.  Bahagia ketika suaramu kini ku ...

Yang Kedua

Gambar
Kepada Dzat yang menciptakan setiap pertemuan.   Beberapa hari lagi,  aku bertemu dengan dia.  melumpuhkan segala jarak yang panjang.  Meniadakan sekat antara satu kota dengan kota lainnya.   Beberapa hari lagi aku bertemu dengannya.  Seseorang yang menjadikanku sekuat ini. Seseorang yang terus-menerus mengingatkan.  Dia yang selama ini menjadi penopang agar aku masih mampu berdiri.  Satu-satunya alasan mengapa ceritaku harus ku selesaikan..  Dulu,  kita dipertemukan karena tulisan.  Kini kita dipertemukan karena buku.  Mencintai ilmu ternyata bisa se romantis ini.  Aku menyukainya karena dia suka membaca.  Aku menyukai isi kepalanya yang membuatku bisa lama-lama mendengar ceritanya.   Rasa-rasanya,  bayangan yang ku reka ketika di toko buku, melihat dia sedang ikut memilih judul di sana,  akan terwujud dengan dia yang nyata.   Dzat yang menciptakan pe...

Hukuman Sebuah Lupa

Gambar
Mungkin ada seseorang yang aku sakiti tapi aku lupa, mungkin ada sebuah janji yang belum ku tepati tapi aku lupa,  mungkin ada masa lalu yang menyakitkan tapi aku lupa,  mungkin ada seseorang yang menyakitiku tapi aku lupa.  Aku tidak tahu,  kejadian apa yang membuat beberapa hari ini terasa sakit.  Sukar menangis,  padahal dadaku sesak luar biasa.  Tanpa sebab yang jelas,  aku merasa sakit hati.  Terlebih ketika kemarin menjelang ashar hujan deras.  Banyak sekali rintik hujan yang jatuh,  sebanyak itu sakitku menjadi keluh.  Kenapa?  Apa ada yang salah? Aku kenapa?  Kataku pada diri sendiri.  Aku buka Alqur'an random dan ku baca artinya, aku malah menemukan ayat² yang menceritakan orang-orang kafir.  Aku justru menemukan ayat yang menceritakan kaum nabi nuh,  kaum nabi luth, kaum fir'aun.  Ku buka lagi aku malah menemukan peringatan hari kiamat.  Aku buka lagi,  aku menemukan...

Sebuah Ungkapan Permohonan Maaf

Gambar
Maafkan saya ya.  Saya belum pandai jaga diri.  Saya masih suka berbaur sama banyak laki-laki karena tuntutan kuliah.   Maafkan saya yang dengan umur segini,  saya masih belum bisa menjadi apa-apa.  Saya masih stagnan, sering menangis,  sering mengeluh,  sering menyalahkan takdir,  entahlah..  Semoga ketika perjumpaan kita di tahun yang entah ke berapa...  Saya sudah sembuh dari penyakit itu semua.  Mas,  maafkan saya yang sering menangis ke oranglain,  yang entah itu kamu atau bukan. Maafkan saya yang selalu saja lupa sama kasih sayang Allah.  Maafkan saya yang belum bisa mencapai target-target hebat seperti yang saya janjikan sebelum bertemu dengan kamu.   Mas,  maafkan saya kalau ilmu agama yang belum seberapa. Bahkan  sering pelupa,  nanti bagaimana saya bisa menjawab pertanyaan anak kita yang pasti lebih kritis dari saya.  Bagaimana saya bisa merawat dan mendidik ana...

Kutatap kamu di balik jendela

Gambar
Ku tatap kamu di balik jendela,  terbatas kaca dan hanya mampu menyentuh bayanganmu saja.  Melihatmu bersama dengan banyak manusia lain lalu lalang.   Meninggalkan setiap pejam kenangan kita. Aku berusaha..  Tapi..  Mungkin akulah yang paling tak berdaya.  Akhirnya,  kamu lupa juga. Seolah disini,  aku yang paling tak bisa apa-apa. Kenapa suramnya kota tak pernah sampai pada bahagianya?  Kenapa debu dan asap tak pernah hilang? Terkikis sudah jarak pandang,  habis sudah tatapan matamu. Dan akhirnya..  Kamu hilang.  Benar saja,  apa kata puisi lama. Yang sudah tetinggal di hati,  tak akan mudah tertanggal disini..  Yang sudah terlanjur menyentuh inti,  tak akan mudah terganti dengan ia yang baru datang dan bersiap mengajak pergi.  Tak ada gelisah hari ini.  Yang ada hanya sesaknya rindu saat tak kau sapa aku lewat kata-kata.  Ingin rasanya menjelma menjadi udara....

Batas Antara Bertemu dan Kehilangan Adalah Perasaan

Gambar
Hidup ini ternyata tak pernah lepas perihal batas.  Seperti jalan yang merupakan batas dari kosku dan polines.  Seperti solo yang merupakan batasku dengan ibu.  Seperti polines yang merupakan batas antara sekolah vokasi dan kedai bakso.  Seperti perasaan yang merupakan batas antara aku dan kamu.  . . Pemuda yang namanya buram dalam jantung puisi.  Dibalik asap debu yang tak pernah mau kuarungi, kutemukan kamu diufuk batas kota.  Enggan menoleh, menyisakan siluet punggung.  Batas itu runtuh, kemudian kau susun lagi dengan utuh. Menjulang lebih tinggi dinding itu.. Sekat kita semakin jauh. . . Resah di dadamu dan kemunafikan aksara di palung puisi tergilas atas nama rindu.  Antara udara dan jalanan tol yang memisahkan kita.  Antara partikel oksigen dan karbon dioksida yang pertukarannya kulewati sendirian. . . Kameraku di kepala selalu suka kulihat gambarnya.  Hingga kusadari, hanya itu s...

Pergi

Gambar
Aku pamit.  Kata-kata itu kuhapus lagi. Kututup layar gawai kemudian melihat lembaran buku yang penuh dengan coretan tentang kamu.  Aku membacanya lagi, rasa-rasanya baru kemarin..  Rasa-rasanya,  baru beberapa detik lalu kita bertemu.   Aku memejamkan mata,  mengenang dengan pahit setiap jengkal kisah kita.  Setiap kata yang hampir "berdua", sepenggal bait yang penuh dengan puisi cinta.   Aku juga harus mengingat lagi,  bahwa harapan yang kujunjung dengan sangat tinggi,  dengan sengaja kamu runtuhkan sekasar ini.  Seharusnya dari dulu,  aku sudah menyerah.  Seharusnya sejak saat itu..  Aku sadar bahwa aku sudah kalah.  Aku tidak akan marah kali ini..  Tapi aku pasti tetap sedih.  Seharusnya,  jika pada akhirnya kamu memilih dia..  Aku tak perlu ada.  Seharusnya, jika aku hanya jadi anak tangga untukmu meninggi bersamanya, kita tak perlu ada cerita.  Aku t...

Dimanja Takdir

Aku adalah perempuan yang dimanja takdir.  Selalu saja diberikan apa yang aku butuhkan tanpa aku meminta. Selalu diberikan lebih dari apa yang seharusnya aku terima.  Dalam benakku sendiri,  aku menyesal setiap hari, aku malu mengapa dulu aku begitu sombong,  begitu sok pandai menghakimi bahwa aku tidak pantas mendapatkan garis cerita ini.  Padahal aku tidak tahu apa-apa.  Padahal aku belum menjalaninya.  Dari sekian banyak hadiah yang diberikan Allah padaku,  aku paling bersyukur atas dipertemukannya orang-orang baik.  Orang-orang yang tidak pemarah meski sikapku selau mengundang amarah,  orang-orang yang tiba-tiba saja ada disaat aku tidak punya apa-apa, orang-orang yang rela mengulurkan tangannya meski tahu aku pasti menolaknya.  Setiap hari aku tak lepas dari kata malu,  malu dengan takdir Allah,  malu untuk mengeluh,  malu untuk tidak bersikap baik terhadap ciptaan-Nya,  malu atas perilaku yang selama ini m...

Kembali Sadar

Gambar
KEMBALI SADAR Hatiku sesak sekali.  Ingin berharap,  tapi malu rasanya berharap lagi.  Sudah lelah aku menerka takdir.  Memang benar adanya,  biarlah semua berlalu seperti sungai yang mengalir.  Aku sudah capek  menangisi hal yang jelas-jelas bukan untukku.  Aku ingin lebih dikuatkan jika esok hari aku menemukan kenyataan pahit lagi.  Aku ingin lebih di beri kekuatan untuk menerima takdir.  Aku takut sekali,  takut pada Allah..  Takut kalau Allah marah karena kelakuanku yang senantiasa menangisi ketetapan-Nya.  Aku ingin imanku tetap dijaga. Agar aku masih selalu berhudnuzon pada-Nya kalau suatu hari ternyata aku terluka lagi.  Aku takut.  Aku sangat takut.  Bahkan rasanya aku tak ingin waktu ini terus menemui esok.  Aku ingin waktu diberhentikan.  Aku percaya kalau apapun yang sudah digariskan oleh Allah memang yang terbaik. Tetapi hatiku masih menerimanya dengan pahit.  Aku be...

Narasi tentang percaya

Gambar
Banyak hal sedih yang tiba-tiba hadir saat kita sedang jatuh.  Tetapi bagiku, hal paling sedih adalah hilangnya kepercayaan orang-orang kepadaku. Kamu tahu mengapa aku berhenti menuliskan kata tentang impian? Karena orangtuaku sendiri bahkan tak percaya bahwa aku mampu menyelesaikan kuliah katanya. Tak ada semangat dan motivasi saat aku jatuh.   Yang ku pahami, aku benar-benar dianggap sebagai pecundang disini.  Aku tak diperdulikan,  aku diabaikan,  aku tak dianggap ada.  Aku bahkan hanya dilihat sebelah mata.  Padahal dari dalam hati kecilku,  aku menangis, seharusnya aku dikuatkan bukan?  Seharusnya aku diberikan kepercayaan.  Tetapi,  bukannya demikian malah aku semakin tidak diberi kesempatan untuk bermimpi. Aku dianggap gagal segagal-gagalnya. Kalau pada akhirnya aku tak bisa menjadi seseorang yang diharapkan,  apa aku memang harus diperlakukan pecundang?  Aku benar-benar kecewa soal ini.  Pada dir...

Cerita Pengalaman Juara 1 Paper Competition Telemotion Institut Teknologi Bandung 2018

Gambar
Assalamualaikum warahmatullohiwabarokatuh.  Halloow zheyenk!  Ketemu lagi ama aku Shelyselulerbarudakkaler..eheeek (suara kyudgel).  Wkwkwk,  sudah deh bercandanya.  Jadi gini zeyeng,  aku mau cerita waktu aku dan temanku (Belaanisa dan yayuk puji lestari) mengikuti lomba di Institut Teknologi Bandung,  tanggal 22 November kemarin. Tapi mohon maaf sebelumnya.  Tujuanku menuliskan cerita ini supaya aku dan teman-temanku engga lupa setiap detail cerita dari perjuangan kami waktu SMA. Dan memang hobi saya menulis, siapa tau dari tulisan ini ada setitik hikmah yang bisa dipetik.   Saya pribadi tidak ada niatan untuk pamer atau mengumbar prestasi.  Jadi mohon maaf banget kalau dari zeyeng-zeyengku ada yang tidak suka.  Aku tidak bermaksud demikian..   Nah,  event nya itu namanya Telemotion (Btw,  cp lombanya sampe sekarang masih suka liat story wa.ku.. Ah gapenting). Jadi lombanya itu kayak paper g...